Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Jago Tbk. (ARTO) berada di posisi teratas movers atau penggerak indeks harga saham gabungan (IHSG) periode Mei 2021.
Berdasarkan data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip Selasa (1/6/2021), IHSG terkoreksi 0,80 persen atau 48,15 poin secara month-to-date (MTD) ke level 5.947,46 akhir sesi Mei 2021.
Dalam sebulan terakhir, laju IHSG tertahan koreksi sejumlah emiten berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps. Emiten yang masuk dalam 10 besar pemberat atau laggards indeks komposit secara bulanan antara lain PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) dengan koreksi 21,3 persen, PT Astra International Tbk. (ASII) dengan koreksi 4,5 persen, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan koreksi 2,8 persen, dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dengan koreksi 3,8 persen.
Sebaliknya, koreksi IHSG masih tertahan oleh sejumlah emiten big caps yang menguat secara bulanan. Bank Jago memimpin dengan 19,7 persen mtd dan kapitalisasi pasar Rp167 triliun.
Emiten berkode saham ARTO itu mampu melewati dua emiten BUMN kakap, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), yang berada di posisi 2 dan 3 movers IHSG bulanan periode Mei 2021.
Selain untuk periode bulanan, ARTO juga memimpin daftar movers IHSG periode berjalan 2021. Tercatat, harga saham telah melambung 240,7 persen hingga Senin (31/5/2021).
Baca Juga
ARTO juga berada di posisi ketujuh emiten berkapitalisasi pasar terbesar di Indonesia. Posisi itu berada di atas HMSP, EMTK, dan TPIA.
Fluktuasi yang terjadi dalam sebulan terakhir tidak lepas dari pasang surut yang mengiringi kabar merger antara dua startup dengan valuasi terbesar di Indonesia, PT Tokopedia dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek. Nama yang terakhir disebut merupakan salah satu pemegang saham ARTO.
Kini, seiring telah rampungnya merger yang diumumkan pada Senin (17/5/2021), banyak yang meyakini prospek ARTO akan lebih solid.
“Kami memandang bahwa ARTO, sebagai bank digital, sudah dilengkapi berbagai hal yang akan membuat mereka berpotensi sebagai pesaing yang kuat di industri perbankan,” tutur analis Ciptadana Sekuritas Erni Marsela dalam publikasi risetnya Senin (17/5/2021).