Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Juni 2021 ini diprediksi hanya menguat terbatas lantaran masih ada sentimen yang memberatkan.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menuturkan pergerakan IHSG sempat mengkhawatirkan karena lesunya IHSG yang turun di level terendah pada Mei, yakni di level 5.760.
Kendati demikian, di paruh terakhir penutupan Mei 2021, IHSG mengalami kenaikan ke level 5.947.
"Proyeksi IHSG menyambut Juni, mungkin juga tidak terlalu naik signifikan. Sentimen global cenderung lebih kepada proyeksi data ekonomi Amerika Serikat (AS) soal inflasi yang menjadi perhatian banyak kalangan, juga pengurangan stimulus dimana mulai adanya pemulihan ekonomi AS," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (1/6/2021).
Untuk domestik, investor juga menunggu data dari proyeksi ekonomi Indonesia ke depan dan realisasi ekonomi untuk kuartal II/2021 dan semester I/2021.
Para investor mengharapkan para emiten sudah menorehkan rasio keuangan positif, karena kebijakan pemerintah yang telah mengeluarkan berbagai program percepatan pemulihan ekonomi Indonesia.
Untuk saham pilihan, Frankie merekomendasikan investor melirik saham-saham perbankan, yang umumnya bakal lebih cepat berbalik arah jika IHSG kembali menguat. Terlebih lagi, saham perbankan yang berkinerja baik sedang undervalued atau masih dalam posisi PAR, seperti BBCA, BMRI dan BBRI.
"Saham rekomendasi lain adalah TLKM yang mulai rebound beberapa hari lalu yang mungkin disebabkan oleh sentimen pembagian dividen," katanya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di level 5.947,463 menguat 1,69 persen atau 98,847 poin pada perdagangan Senin (31/5/2021). Sepanjang bulan Mei indeks bergerak turun 0,2 persen.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.