Bisnis.com, JAKARTA – PT Archi Indonesia dikabarkan memilih menunda aksi penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada tahun ini.
Seperti dilansir dari Bloomberg, Minggu (23/5/2021), IPO yang diperkirakan senilai US$500 juta itu ditunda lantaran lemahnya harga emas dan pasar modal Indonesia.
Salah satu sumber Bloomberg yang enggan disebutkan namanya, mengatakan, anak usaha dari Rajawali Group itu memutuskan menunda IPO setelah mengukur potensi penyerapan dari saham yang dilepas nantinya, pada bulan lalu.
Namun sumber tersebut menegaskan bahwa rencana IPO pada tahun ini bisa kembali tetap terlaksana apabila kondisi pasar membaik dan prospektif bagi aksi korporasi perusahaan itu.
Adapun, jika terlaksana aksi IPO dengan nilai US$500 juta itu akann menjadi yang terbesar di Indonesia sejak PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, melakukannya pada 2011. Kala itu Garuda berhasil menghimpun dana sebesar US$524 juta.
Seperti diketahui, harga emas telah turun 14 persen dari level tertingginya pada Agustus tahun lalu. Penurunan harga emas itu muncul di tengah optimisme baru dari vaksinasi Covid-19, yang diperkirakan mampu memacu pemulihan ekeonomi global.
Baca Juga
Archi tercatat mengoperasikan tambang emas dan perak di Sulawesi Utara yang dikenal sebagai Toka Tindung. Tambang tersebut memiliki sekitar 3,5 juta ons ekuivalen emas dalam sumber daya mineral dan 2 juta dalam cadangan bijih per Juni 2016.
Sementara itu, ketika dimintai konfirmasi, perwakilan Rajawali dan Archi tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Sebelumnya, Archi melalui anak perusahaannya di bidang pertambangan emas, PT Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya akan meningkatkan kapasitas pabrik pengolahan bijih emas dari 3,6 juta ton per tahun pada akhir tahun lalu menjadi 8 juta ton per tahun pada akhir 2025.
Wakil Direktur Utama PT Archi Indonesia Rudy Suhendra mengatakan cadangan bijih emas untuk produk emas Lotus Archi telah mencapai 3,9 juta ons per akhir Desember 2020 lalu. Dengan penambahan kapasitas tersebut, akan memungkinkan mencapai produksi sebanyak lebih dari 450 kilo ons bijih emas per tahun.
"Angka itu setara dengan lebih dari 14 ton pada 2025 mendatang. Seiring dengan hal itu kami akan terus mengajak masyarakat untuk mulai berinvestasi emas sejak dini. Emas juga merupakan hadiah baik untuk Lebaran maupun sebagai instrumen investasi jangka panjang dibanding uang tunai," katanya melalui siaran pers, Kamis (6/5/2021).