Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Masih Dibayangi Inflasi dan Imbal Hasil Obligasi AS

Pada penutupan perdagangan Selasa (19/5/2021) rupiah parkir di level 14.290 setelah terkoreksi 17,5 poin atau 0,12 persen.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah masih akan dibayangi sentimen global dalam jangka pendek.

Head of Economic Research Pefindo Fikri C. Permana mengatakan bahwa pergerakan rupiah memiliki potensi untuk bergerak fluktuatif dalam rentang wajar Rp14.000 hingga Rp14.500 per dolar AS. Apalagi, mengingat pekan ini merupakan pekan pertama perdagangan setelah libur lebaran.

Menurutnya, pergerakan mata uang Garuda lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen global, mengingat data-data ekonomi dalam negeri masih cenderung stabil dan masih sesuai dengan proyeksi para ekonom.

“Relatif ke sentimen global ya. Dari dalam negeri berjalan on track, ekonomi terus menunjukkan recovery, semua survey recovery, inflasi terjaga,” katanya ketika dihubungi Bisnis, Rabu (19/5/2021).

Salah satu sentimen yang sangat mempengaruhi adalah kondisi pasar AS yang juga cenderung bergerak variatif pekan lalu, seperti inflasi AS yang sempat naik ke posisi 4,2 persen yang ikut mengerek yield US Treasury kembali meninggi.

Akan tetapi kondisi tersebut terkompensasi dengan data ritel sales dan data klaim pengangguran AS yang meningkat. Pun, kini pasar sedang menantikan hasil pertemuan The Fed.

Adapun, pada penutupan perdagangan Selasa (19/5/2021) rupiah parkir di level 14.290 setelah terkoreksi 17,5 poin atau 0,12 persen. Meskipun demikian, posisi tersebut sedikit lebih baik dari posisi pembukaan hari ini di level 14.295.

Tak hanya rupiah, mayoritas mata uang Asia lainnya juga ikut melemah hari ini dengan koreksi paling dalam dialami ringgit Malaysia sebesar 0,25 persen. Kemudian yuan China terdepresiasi 0,16 persen dan peso Filipina 0,15 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper