Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuaca di AS Makin Panas, Harga Gas Alam Tembus US$3 per Mmbtu

Reli harga gas alam terjadi ditengah keterbatasan pasokan tertinggi dalam beberapa tahun terakhir
Fasilitas terminal dan pengelolaan gas terapung (Floating Storage and Regasification/FSRU) gas alam cair (LNG) Lampung PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Istimewa/PGN
Fasilitas terminal dan pengelolaan gas terapung (Floating Storage and Regasification/FSRU) gas alam cair (LNG) Lampung PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Istimewa/PGN

Bisnis.com, JAKARTA – Harga gas alam berjangka mencatatkan kenaikan tertinggi sejak Februari 2021. Hal ini didorong oleh prospek cuaca di AS yang lebih panas sehingga mendorong permintaan.

Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (18/5/2021), harga gas alam untuk pengiriman bulan Juni terpantau naik hingga 5 persen ke level US$3,109 per million British thermal unit (mmbtu) di New York Mercantile Exchange.

Kenaikan suhu cuaca di AS menyebabkan terjadinya reli harga gas alam. Data dari Commodity Weather Group menyebutkan, cuaca di wilayah tengah barat AS (Midwest) dan Mid-Atlantik dapat mencapai 32 derajat Celsius untuk pertama kalinya dalam sejarah.

“Suhu ini kemungkinan dapat terjadi pada akhir pekan ini,” demikian kutipan laporan tersebut.

Adapun, reli harga gas alam terjadi ditengah keterbatasan pasokan tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Cuaca dingin ekstrim yang sempat melanda Negeri Paman Sam awal tahun ini menyebabkan jumlah cadangan gas alam turun dibawah level normal sejak 2019.

Sementara itu, ekspor gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) juga mencatatkan rekor tertinggi, yang turut menyedot persediaan domestik. Laporan INTL FCStone Financial menyebutkan, meski sejumlah pelaku pasar masih memasang posisi bearish untuk gas alam, prospek cuaca di AS kemungkinan akan memicu terjadinya aksi lindung nilai.

“Kondisi cuaca ini sangat bersahabat bagi pelaku pasar yang memasang posisi bullish,” jelas Senior Vice President of Energy Trading INTL FCStone, Tom Saal.

Sementara itu, produsen-produsen gas alam telah menyuntikan gas ke cadangan bawah tanah yang lajunya berada dibawah rerata pergerakan lima tahunan. Hal ini mengindikasikan pasokan yang semakin ketat .

Data dari Energi Information Administrations AS mencatat, jumlah cadangan gas alam hingga 7 Mei lalu berada dibawah batas normal sebesar 3,4 persen

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper