Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I/2021, Rupiah Masih Malu-Malu Kucing

Rupiah terpantau melemah tipis 3 poin atau 0,02 persen ke level Rp14.432 per dolar AS pada pukul 10.44 WIB, setelah dibuka melemah 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp14.440.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah masih bergerak dalam rentang terbatas pada perdagangan hari ini, Rabu (5/5/2021), menjelang rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I/2021.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terpantau melemah tipis 3 poin atau 0,02 persen ke level Rp14.432 per dolar AS pada pukul 10.44 WIB, setelah dibuka melemah 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp14.440.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,12 persen atau 0,109 poin ke level 91,179 pada pukul 10.40 WIB.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi pada perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi, tetapi bakal ditutup menguat di rentang Rp14.410- Rp14.450 per dolar AS.   

Pelaku pasar akan memantau data pertumbuhan ekonomi kuartal I/2021 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada pukul 11.00 WIB.

Ekonom memperkirakan, ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2021 masih akan berada pada fase resesi. Artinya, pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut masih akan tercatat negatif.

“BPS akan mengumumkan produk domestik bruto [PDB) kuartal I/2021 pada 5 Mei, yang mana berdasarkan perhitungan kami masih akan terkontraksi -1,63 persen yoy,” kata Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2021 masih akan mengalami kontraksi, yaitu sebesar -0,32 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

“Kami memperkirakan PDB akan terkontraksi -0,32 persen yoy, kontraksi yang lebih kecil dari -2,19 persen yoy di kuartal IV/2020,” katanya, Rabu (5/5/2021).

Menurutnya, kemajuan pemulihan ekonomi terhambat dikarenakan kebijakan pemerintah yang memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat akibat meningkatnya kasus baru Covid-19.

Adapun, Ibrahim menjelaskan tantangan pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19 masih sangat tinggi.

"Berbagai risiko pandemi tersebut akan mempengaruhi upaya pemulihan ekonomi pada tahun ini dan tahun depan yang dilandasi oleh faktor eksternal maupun domestik," papar Ibrahim dalam siaran pers, Selasa (4/5/2021).

Oleh karena itu, pemerintah akan terus memperpanjang PPKM Mikro guna untuk menekan laju peneyebaran Covid-19, di samping vaksinasi terhadap semua warga negara.

Dengan terus ditekannya wabah Covid-19 ada harapan besar pandemi akan kembali menurun dan masyarakat bisa beraktivitas kembali secara normal dan ini perlu ada kerjasama antara pemerintah dan masyarakat guna untuk menanggulanginya secara bersama-sama.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper