Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pelayaran internasional, PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) menargetkan belanja modal atau capital expenditure sebesar US$50 juta atau setara Rp724,45 miliar untuk pembelian kapal baru dan proyek pengembangan pelabuhan.
Presiden Direktur Samudera Indonesia Bani Maulana Mulia mengungkapkan kinerja perseroan sepanjang 2020 mengalami perbaikan dan tahun 2021 dapat menjadi tahun melonjaknya kinerja perseroan.
"Kami anggaran capex 2021 sebesar US$50 juta, kami anggarkan penambahan kapal baru dan juga ada persiapan untuk proyek-proyek pelabuhan dan fasilitas logistik," jelasnya kepada Bisnis, Senin (26/4/2021).
Dia memperinci pembelian kapal setidaknya terdapat 3 unit yang sedang diproses dengan total tonase lebih dari 50.000 ton dengan kapasitas kapal peti kemas sekitar 2000 TEUs per unit dan untuk tanker sekitar 5.000 ton.
Pada 2021, perseroan akan melanjutkan strategi sebelumnya yang sudah terbukti memberikan hasil positif, yakni penggunaan kapal berteknologi tinggi.
"Dalam proses memesan kapal baru seperti yang sudah diterima di 2020 dan sudah dioperasikan dan berkontribusi sangat baik. Oleh karena itu, kami pesan lagi kapal tambahan," katanya.
Baca Juga
Emiten bersandi SMDR ini menargetkan pendapatan yang lebih baik dibandingkan dengan kinerja pada 2020. Bahkan, terangnya, target pada 2021 sudah bisa dikalahkan oleh kinerja akrual 2021 hingga kuartal I/2021.
"Kami tetap berhati-hati, tetapi saat ini penuh optimisme bahwa kinerja tahun penuh 2021 akan jauh lebih baik dan target laba akan terlampaui. Sementara, target pertumbuhan pendapatan di atas 10 persen di 2021," ungkapnya.
Khusus untuk pertumbuhan bottom line, perseroan menargetkan berbalik laba tetapi belum dapat mengumumkan target besaran laba tersebut.
Dia bercerita sebenarnya kerugian pada bottom line tidak berasal dari operasional tapi berasal dari kerugian buku atas penjualan kapal, yang nilai bukunya lebih tinggi dari nilai kapal.
Dengan demikian, rugi bersih tersebut bukan berasal dari rugi operasional. Penjualan kapal ini termasuk strategi untuk menjual kapal yang tidak memberikan performa pendapatan, karena kapal yang semakin tua.
Suami dari Lulu Tobing tersebut menjelaskan perseroan segera mengganti kapal-kapal tua itu dengan kapal baru dengan teknologi baru yang lebih efisien dan berkontribusi keuntungan.
"Meskipun dalam proses penjualannya kami membukukan rugi buku tapi ini dalam rangka improvement performance di masa mendatang," jelasnya.
Emiten perusahaan yang kini diurus generasi ketiga tersebut mendapatkan kontribusi signifikan dari pelayaran petikemas internasional yang sedang mengalami kenaikan harga hingga saat ini pada 2021.
Di awal pandemi Covid-19, pelayaran internasional sempat mengalami penurunan kinerja dan seluruh pelayaran melakukan penyesuaian. Kemudian, pasar meningkat menjadi sangat baik untuk peti kemas internasional karena melonjaknya harga pengiriman internasional yang menguntungkan pemilik kapal.
"Untuk setelah sekian lama, supply dikalahkan oleh demand, dan ini memberikan hasil yang positif bagi kami di pelayaran peti kemas internasional," urainya.
Sementara itu, untuk sektor-sektor lainnya sebenarnya masih lebih terpengaruh Covid-19 dan cenderung menurun dibandingkan sebelumnya. Namun, kinerjanya terdongkrak pemulihan yang sangat baik dari sektor petikemas internasional.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020, SMDR mencatatkan pendapatan yang meningkat menjadi US$490,83 juta naik dari posisi tahun sebelumnya yang sebesar US$438,86 juta.
Dengan demikian, rugi bersih pada bottom line pun menciut menjadi US$3,34 juta dari posisi tahun 2019 sebesar US$38,36 juta. Kendati bottom line merugi, posisi penghasilan sebelum pajak perseroan atau EBITDA sudah berbalik laba sebesar US$349.633 dari posisi rugi US$55,05 juta.