Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemulihan Ekonomi Kian Nyata, Komoditas Ini Cetak Rekor Harga Tertinggi

Harga paladium mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level US$2.895,96 per ounce pada Rabu kemarin.
Paladium/Wikipedia
Paladium/Wikipedia

Bisnis.com, JAKARTA – Harga paladium terpantau stabil didekat level tertinggi sepanjang sejarahnya seiring dengan pemulihan ekonomi global akan memicu kenaikan permintaan dari perusahaan otomotif.

Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (22/4/2021), harga paladium terpantau menguat 0,2 persen ke US$2.880,68 per ounce di bursa Singapura. Harga paladium mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level US$2.895,96 per ounce pada Rabu kemarin.

Adapun, sepanjang tahun berjalan harga komoditas ini telah menguat 17 persen dan melanjutkan reli yang telah berjalan selama lima tahun. Kenaikan harga paladium utamanya terjadi pertengahan Maret lalu seiring dengan bencana banjir di tambang Rusia memangkas produksi.

Laporan dari UBS Group AG memaparkan, pasar paladium akan kembali mengalami defisit pasokan selama 10 tahun beruntun. Permintaan komoditas ini juga dipacu oleh perusahaan otomotif seiring dengan standar polusi yang lebih ketat di Eropa dan China.

Sebagai informasi, paladium merupakan logam yang menjadi bahan baku komponen konverter katalitik (catalytic converter) yang berada di mobil berbahan bakar bensin. Fungsi komponen ini adalah untuk membatasi emisi pada kendaraan berbahan bakar bensin.

Melesatnya harga paladium juga ditopang oleh gangguan operasional pada salah satu tambang MMC Norilsk Nickel PJSC atau Nornickel. Perusahaan tersebut melaporkan, total output platina dan paladium akan sedikit meningkat dibandingkan proyeksi sebelumnya.

Precious Metal Analyst Standard Chartered Plc., Suki Cooper mengatakan, pasar paladium global akan tetap mengalami defisit meskipun Nornickel merevisi outlook produksinya ke arah yang lebih baik.

“Meski kecepatan distribusi vaksin virus corona akan menjadi kunci utama dalam jangka pendek, pemulihan penjualan mobil pada pasar utama seperti AS dan China akan berimbas positif bagi permintaan paladium. Tetapi, sentimen ini juga akan membuat keseimbangan pasar paladium ketat,” jelasnya dikutip dari Bloomberg.

Paladium juga diuntungkan oleh optimisme pasar terkait pertumbuhan ekonomi global. Hal ini terjadi seiring dengan sejumlah data dari AS dan China yang mengindikasikan adanya pemulihan ekonomi dari pandemi virus corona.

Pejabat-pejabat di bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), berulang kali telah menekankan akan kebijakan moneter yang agresif meski outlook ekonomi terus membaik ditengah kelanjutan proses distribusi vaksin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper