Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalbe Farma (KLBF) Genjot Produk Terkait Covid-19

Perseroan segera memulai uji klinis tahap kedua pengembangan vaksin Covid-19 yang berbasis DNA bekerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan.
Layar menampilkan Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Bernadus Karmin Winata memberikan pemaparan saat kunjungan virtual ke redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Kamis (28/1). Bisnis/Arief Hermawan P
Layar menampilkan Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Bernadus Karmin Winata memberikan pemaparan saat kunjungan virtual ke redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Kamis (28/1). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) terus mengembangkan produk terkait Covid-19, baik urusan vaksin, obat, hingga diagnosisnya.

Direktur Keuangan Kalbe Farma Bernadus K Winata mengungkapkan perseroan segera memulai uji klinis tahap kedua pengembangan vaksin Covid-19 yang berbasis DNA bekerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan.

"Kelihatannya dalam bulan ini juga kita akan dapat izin untuk melakukan clinical trial fase dua di Indonesia. Ini memerlukan untuk rekrut 2.000 ke atas jumlah pasiennya. Kami percaya karena jumlah pasien tinggi kita bisa menyelesaikan kira-kira di kuartal III/2021," jelasnya, Selasa (21/4/2021).

Jika berjalan mulus, emiten bersandi KLBF ini menargetkan bisa mendapatkan emergency autorization uses sehingga bisa terjadi komersialisasi pada kuartal IV/2021. Dengan catatan, komersialisasinya harus atas persetujuan pemerintah.

Pembelian vaksin hingga saat ini masih disentralisasi pemerintah sehingga untuk komersialisasinya tetap perlu persetujuan pemerintah.

Dengan demikian, perseroan juga tengah berkoordinasi intensif dengan pemerintah untuk dapat persetujuan sejak masa dimulainya uji klinis tahap kedua ini supaya mendapat kepastian komersialisasinya.

"Nah, untuk vaksin Genexine [GX-17] ini, jadinya kami belum memasukannya untuk outlook pendapatan pada 2021, karena ada urusannya dengan regulasi, berapa banyaknya dan lain sebagainya kami lihat. Uji klinis tidak akan dilakukan kalau tidak dapat komitmen dari pemerintah," paparnya.

Produk lain yang terkait dengan Covid-19 tak hanya obat-obatan seperti Remdesivir, KLBF juga menyiapkan diagnosisnya.

Emiten yang baru saja menyelesaikan pabrik obat bebas di Myanmar ini masih menyediakan tes PCR gratis untuk Rumah Sakit pemerintah dan komersialisasi di tes PCR lainnya.

KLBF baru saja meluncurkan RT LAMP, rapid test Covid-19 yang menggunakan sampel air liur. Tes ini dianggap setara dengan rapid test PCR tetapi memiliki kenyamanan lebih baik karena tidak perlu mencolok hidung dan mulut.

"Kami estimasikan bisa sekitar termasuk RT PCR ke pendapatan sebesar Rp80 miliar--Rp90 miliar kami dapatkan dari proses itu," jelasnya.

Selain itu, perseroan juga menyediakan vitamin dan mineral untuk kebutuhan kesehatan ritel serta obat-obatan seperti Remdesivir.

"Ada juga yang lain sudah terhitung di outlook kami, satu lagi dari divisi biologi kami juga sedang berjalan obat membantu pasien usia lanjut. Clinical trial kalau kuartal III/2021 selesai baik, bisa dapat emergency uses autorization, bantu pasien Covid-19 di atas 50 tahun," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper