Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.580 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Kamis (8/4/2021).
Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.580 per dolar AS, terjun 67 poin atau 0,46 persen dari posisi Rabu (7/4/2021) Rp14.513 per dolar AS.
Di sisi lain, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah juga ditutup melemah 66 poin atau 0,46 persen ke level Rp14.547 per dolar AS. Setelah sempat dibuka stagnan di level Rp14.480 per dolar AS.
Pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (7/4/2021), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp14.495 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,008 poin atau 0,01 persen ke level 92,343.
Sebelumnya, ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh data cadangan devisa (cadev) Indonesia yang mengalami penurunan. Data tersebut berbanding terbalik dari prediksi analis yang memprediksi terjadinya kenaikan cadev.
Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2021 sebesar US$137,1 miliar, turun dibandingkan posisi Februari lalu sebesar US$138,8 miliar.
Kepala Departemen Komunikasi Direktur Eksekutif Erwin Haryono menilai posisi cadangan tersebut tetap tinggi meskipun menurun.
Baca Juga : Dolar AS Makin Perkasa Ditopang Komitmen The Fed |
---|
"Penurunan posisi cadangan devisa pada Maret 2021 terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah sesuai pola jatuh tempo pembayarannya," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (7/4/2021).
Dari luar negeri, menurunnya imbal hasil obligasi AS atau US Treasury juga berdampak terhadap pergerakan nilai tukar rupiah.
Yusuf memaparkan penurunan imbal hasil tersebut memberikan sedikit angin segar pada nilai tukar mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia.
Di sisi lain, dampak pemulihan ekonomi AS juga semakin nyata setelah indeks manufaktur PMI mencatakan kenaikan ke level ekspansif hingga 63.
Catatan tersebut merupakan kenaikan paling tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Untuk perdagangan hari ini, Kamis (8/4/2021), Yusuf mengatakan pergerakan rupiah akan dipengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi postif yang dirilis oleh IMF.
Selain itu, pasar juga akan menunggu data initial job claims yang diproyeksikan menurun. Hal tersebut diyakini akan menambah katalis positif bagi perekonomian AS.
Sementara Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi dalam rilis rupiah sore ini memprediksi perdagangan rupiah esok hari, Jumat 9 April 2021 dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp14.530-Rp14.590