Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asia Pacific Fibers (POLY) Incar Pendapatan 2021 Kembali ke Level Prapandemi

Perseroan memproyeksikan setidaknya pada 2021 dapat memperkecil posisi rugi bersih dalam laporan keuangannya.
Pabrik serat stapel memiliki kapasitas tahunan 195.000 MT dan terdiri dari 9 jalur pemintalan langsung, 1 jalur ekstruder, dan 8 jalur serat. /Asia Pacific Fibers
Pabrik serat stapel memiliki kapasitas tahunan 195.000 MT dan terdiri dari 9 jalur pemintalan langsung, 1 jalur ekstruder, dan 8 jalur serat. /Asia Pacific Fibers

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertekstilan PT Asia Pacific Fibers Tbk. (POLY) menargetkan pendapatan pada 2021 setidaknya dapat setara dengan pendapatan pada 2019. Pasalnya, sepanjang pandemi Covid-19 pada 2020 telah membuat kerja perseroan hanya setara 9 bulan dalam setahun penuh.

Head of Corporate Communications Asia Pacific Fibers Yudha Amdan menerangkan tahun 2020 merupakan tahun yang berat bagi perseroan terutama pada kuartal II/2020 dan kuartal III/2020.

"Kalau utamanya di Mei dan Juni 2020 pasar tutup luar biasa, orang dirumah tak ke mana-mana, keadaan cukup berat di 2020, kondisi membaik di Agustus dan September sebagian pasar mulai buka," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (30/3/2021).

Menurutnya, kinerja membaik pada kuartal IV/2020 menjelang pergantian tahun. Walau membaik, permintaan belum pulih sepenuhnya. Dengan demikian, secara kumulatif, kegiatan operasional maupun penjualan hanya setara 3/4 dari tahun sebelumnya.

"Sejalan dengan vaksinasi, PPKM yang pro bisnis, aktivitas kembali baik. Kami tidak muluk-muluk, 2021 bisa relatif lebih baik, estimasi kami, karena permintaan sudah mulai pulih," jelasnya.

Emiten bersandi POLY ini memproyeksikan setidaknya pada 2021 dapat memperkecil posisi rugi bersih dalam laporan keuangannya. Pasalnya, pada 2020 ekstremnya selama satu kuartal tidak melakukan apapun.

Dia mengestimasi rugi bersih menciut, karena permintaan sudah membaik. Namun, tantangan pada 2021 ada pada bahan baku global yang naik harganya, karena suplai dari hulu petrokimia terdampak harga minyak dunia yang mulai naik.

"Di sisi lain, pasar belum pulih benar, kami terkena tekanan dari dua sisi, sehingga harus memeras margin. Di 2021 tak terlalu optimistis tapi lebih baik dari 2020," katanya.

Adapun kinerja kuartal I/2021 disebutnya lebih baik daripada kuartal sebelumnya maupun kuartal yang sama tahun lalu. Kinerja pada Januari dan Februari 2021 cukup baik.

"Namun, ketika pertengahan Februari harga minyak dunia naik, mungkin pertengahan Februari sampai Maret ada berat harus menekan margin. Dengan demikian, kami proyeksikan 2021 setidaknya sama dengan 2019 untuk tahun ini recover dahulu, kami kembali steady seperti 2019," urainya.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020 yang dikutip Bisnis, Selasa (30/3/2021), emiten garmen ini menghasilkan pendapatan total sebesar US$260,96 juta anjlok 34,84 persen dari pendapatan pada 2019 sebesar US$400,53 juta.

Pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan bersih yang anjlok menjadi US$258,49 juta dan pendapatan usaha lainnya yang juga turun menjadi US$2,46 juta.

Dari sisi beban pokok penjualan pada 2020 sebesar US$250,45 juta lebih rendah dari beban pokok penjualan pada 2019 yang sebesar US$372,98 juta. Kendati demikian, margin laba kotornya turun 4 persen sementara pada 2019 masih di level 6,8 persen.

Adapun, total rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi US$20,54 juta naik dari posisi 2019 yang sebesar US$11,91 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper