Bisnis.com, JAKARTA- PT Waskita Beton Precast Tbk (Waskita Beton Precast) membidik pertumbuhan pendapatan usaha di tahun 2021 mencapai Rp 5,33 triliun. Target itu mengalami peningkatan yang signifikan atau sebesar 141% dibandingkan pendapatan usaha tahun 2020 yang mencapai Rp 2,21 triliun.
Direktur Utama Waskita Beton Precast, Moch. Cholis Prihantono mengungkapkan, dalam rangka mengejar pertumbuhan pendapatan usaha tersebut perusahaan sudah menyiapkan sejumlah langkah strategis. Diantaranya melalui peningkatan pasar eksternal, meningkatkan keunggulan sumber daya yang dimiliki perusahaan, hingga pada menjual produk baru yang telah dikembangkan perusahaan serta melakukan kolaborasi.
“Beberapa strategi tersebut telah dilakukan perusahaan sejak akhir 2020 dan harapannya akan terlihat pada Laporan Keuangan periode selanjutnya,” terang Cholis, Selasa (30/3/2021).
Selain membidik pertumbuhan usaha, Cholis melanjutkan Waskita Beton Precast juga membidik perolehan nilai kontrak mencapai Rp 7,78 triliun pada 2021. Angka ini mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan perolehan kontrak pada 2020 yang mencapai Rp 1,86 triliun.
Di mana nilai kontrak baru perusahaan pada 2020 tersebut didominasi dari proyek eksternal sebesar Rp 998,79 miliar (54%) melalui Proyek Jalan Tol Binjai Pangkalan-Brandan, Banda Aceh - Sigli, NCICD dan proyek lainnya. Sedangkan untuk perolehan proyek internal sebesar Rp 866,56 miliar (46%) melalui Proyek Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo, Jalan Tol Prabumulih-Muaraenim, Proyek Jalan Pengaman Pantai Paket 4, dan proyek lainnya.
“Dari sisi arus kas perusahaan masih mencatatkan nilai positif di mana arus kas operasional perusahaan pada akhir tahun adalah sebesar Rp 561,48 miliar atau 21,4 kali dari jumlah arus kas pada 201 yaitu sebesar Rp 26,27 miliar,” kata Cholis.
Peningkatan Eksposure Pelanggan
Seiring dengan target peningkatan pendapatan perusahaan, pada 2021 manajemen baru Waskita Beton juga akan berfokus peningkatan eksposure ke pelanggan eksternal. Hal ini juga tergambar dari pertumbuhan pelanggan yang meningkat hingga 48,28% dari tahun 2019 sebesar 87 pelanggan menjadi 129 pelanggan. Angka tersebut merupakan angka pertumbuhan pelanggan tertinggi dalam 5 (lima) tahun terakhir.
Cholis menambahkan, kinerja perusahaan juga akan semakin membaik didorong dengan adanya program vaksinasi oleh pemerintah. Program vaksinasi diharapkan bisa memberikan katalis positif untuk pertumbuhan sektor khususnya konstruksi di Indonesia.
“Diharapkan kondisi ekonomi akan mengalami pemulihan pada semester ke-2 tahun 2021,” tutupnya