Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar ETF Makin Prospektif, Pinnacle Bersiap Rilis Produk 'Ramah Lingkungan'

Direktur Utama PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan saat ini pasar untuk exchange trade fund (ETF) masih sangat berpotensial. Pasalnya, dia menilai industri ETF di indonesia juga masih terbilang awal atau infant stage.
President dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra (tengah) memberikan penjelasan pada konferensi pers peluncuran Pinnacle FTSE  Indonesia ETF (XPFT), di Jakarta, Senin (10/9/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
President dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra (tengah) memberikan penjelasan pada konferensi pers peluncuran Pinnacle FTSE Indonesia ETF (XPFT), di Jakarta, Senin (10/9/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Pasar reksa dana berbentuk exchange trade fund (ETF) dinilai makin prospektif, khususnya yang berwawasan lingkungan, sosial, dan tata kelola (environment, social, governance/ESG).

Direktur Utama PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan saat ini pasar untuk exchange trade fund (ETF) masih sangat berpotensial. Pasalnya, dia menilai industri ETF di indonesia juga masih terbilang awal atau infant stage.

Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pangsa pasar reksa dana ETF memang masih sangat kecil. Per akhir Februari 2021, dana kelolaan produk ETF baru sektar Rp15,33 triliun atau 2,68 persen dari dana kelolaan industri yang mencapai Rp571,74 triliun.

Di sisi lain, kata Guntur, secara global perkembangan produk ETF sangat pesat, khususnya produk yang bertema lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).

Menurutnya, saat ini investor-investor terutama generasi muda banyak yang memberikan perhatian lebih pada aspek ESG dalam berinvestasi seiring kesadaran akan prinsip keberlanjutan demi masa depan yang lebih baik.

“Berinvestasi di perusahaan dan emiten yang peduli dengan lingkungan, aspek sosial dan memiliki GCG [good corporate governance] yang baik akan menjadi prioritas yang sangat penting ke depannya,” kata Guntur kepada Bisnis, Kamis (25/3/2021)

Dia menambahkan, secara jangka panjang perusahaan-perusahaan yang memiliki skor ESG yang baik cenderung mereka memiliki kinerja yang lebih baik juga dibandingkan perusahaan emiten yang memiliki skor ESG yang lebih rendah.

Sejalan dengan hal tersebut, Guntur mengungkapkan bahwa saat ini Pinnacle sedang bersiap meluncurkan produk ETF baru dengan tema ESG. Pun, pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman dengan salah satu penyedia indeks global terbesar.

“Kami sudah ada kesepakatan untuk kembali melakukan kerja sama dalam peluncuran ETF bertema ESG yaitu dengan produk flagship ESG mereka,” katanya.

Dia mengatakan produk tersebut sudah ada dalam pipeline perseroan sejak tahun lalu, tetapi dengan situasi pandemi dan kondisi pasar yang volatile dan kurang kondusif, peluncurannya ditunda dan dijadwalkan rilis paruh kedua tahun ini.

Guntur menuturkan, produk baru tersebut memiliki beberapa keunggulan antara lain dikelola secara pasif dengan mengacu pada indeks dari global index provider terkemuka yang merupakan pionir indeks ESG dunia.

Adapun, produk ETF ESG tersebut akan menyeleksi saham emiten perusahaan dengan kriteria ESG yang sangat ketat yang sangat mengedepankan aspek ESG, yang mana seluruh konstituennya merupakan saham-saham bluechip dengan kapitalisasi besar.

“Kinerja produk ETF bertema ESG yang akan kami luncurkan juga sudah memiliki rekam jejak yang panjang dan unggul jika dibandingkan dengan index ESG yang lain baik dari provider lokal maupun asing,” tambahnya.

Sementara itu secara umum Guntur menilai kinerja produk ETF tentu akan bervariasi tergantung dari strategi ETF tersebut apakah dikelola secara ktif atau pasif mengikuti indeks. Pun, untuk ETF pasif pasti mengikuti indeks acuannya.

Akan tetapi, untuk tahun ini dia menyebut akan ada potential upside yang lebih untuk produk ETF berbasis saham jika dibandingkan dengan asset class yang lain, meski kondisi market saat ini masih volatil

“Tetapi untuk longer term, potensi imbal hasil di ETF bisa dibilang masih cukup positif di tahun 2021,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper