Bisnis.com, JAKARTA - Emas tergelincir pada akhir perdagangan Selasa pagi waktu Jakarta (23/3/2021), setelah mencatat kenaikan dua hari berturut-turut.
Kondisi ini dipicu oleh kenaikan Wall Street memperburuk daya tarik logam kuning. Meskipun tertekan oleh Wall Street, penurunan harga bisa dibatasi oleh dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, tergerus US$3,6 atau 0,21 persen menjadi ditutup pada US$1.738,10 per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (19/3/2021), emas berjangka terangkat US$9,2 atau 0,53 persen menjadi US$1.741,70.
Emas berjangka juga menguat US$5,40 atau 0,31 persen menjadi US$1.732,50 pada Kamis (18/3/2021), setelah merosot US$3,8 atau 0,22 persen menjadi US$1.727,10 pada Rabu (17/3/2021), dan menguat US$1,7 atau 0,1 persen menjadi US$1.730,90 pada Selasa (16/3/2021).
"Emas seharusnya naik lebih tinggi namun itu tidak terjadi. Itu benar-benar menunjukkan pasar yang lemah jika korelasi normal tidak bertahan," kata David Madden, Analis di CMC Markets Inggris. Dia menambahkan emas bisa tergelincir lebih jauh jika dolar dan imbal hasil surat utang AS menguat.
Emas merosot sepanjang sesi karena investor berbondong-bondong beralih ke dolar AS dan obligasi pemerintah. Emas juga dibayangi oleh keputusan Turki untuk mengganti kepala bank sentralnya atas kritik terhadap suku bunga tinggi.
Baca Juga
"Jika warga [Turki] khawatir bahwa lira lemah, mereka akan membeli dolar AS atau emas, tetapi di sinilah ketakutan datang - bahwa kontrol modal akan menghentikan uang masuk ke negara itu ... ini menjadi sulit bagi orang-orang mendapatkan dolar, dan sebagai gantinya emas dalam beberapa minggu ke depan," kata Madden dari CMC.
Di sisi lain, keuntungan di Wall Street juga menekan emas. Namun demikian, dolar yang lebih lemah membatasi kejatuhan emas.
"Para pedagang ingin melihat emas di atas US$1.750 dan bertahan di sana sebelum mulai melihat aliran uang baru masuk ke perdagangan ini," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures. Haberkorn menilai kebijakan suku bunga rendah Federal Reserve AS dapat meningkatkan harga hingga akhir tahun.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 55,2 sen atau 2,1 persen menjadi ditutup pada US$25,769 per ounce. Platinum untuk pengiriman April jatuh US$16,1 atau 1,34 persen menjadi menetap di US$1.184 per ounce.