Bisnis.com, JAKARTA – PT Mahaka Media Tbk. (ABBA) melalui anak perusahaannya PT Mahaka Radio Integra Tbk. (MARI) tengah megembangkan bisnis digital melalui pembuatan aplikasi terkait upaya adaptasi digital dan juga pandemi Covid-19.
Keadaan pandemi Covid-19 tidak dipungkiri Direktur Utama Mahaka Media Adrian Syarkawi sebagai disruption atau gangguan terhadap perseroan yang kemudian menyebabkan kesulitan. Namun, gangguan tersebut menurutnya membuat perseroan untuk beradaptasi.
“Mahaka Media pun akan masuk ke dalam area bisnis aplikasi, anak perusahaan MARI sedang agresif untuk mendapatkan partner untuk membesarkan market size-nya memperkuat teknologinya,” ungkap Adrian dalam siaran public expose insidentil ABBA pada Selasa (23/3/2021).
Keputusan ini terkait dengan pertimbangan kebutuhan masyarakat saat ini ingin selalu terhubung di masa pandemi Covid-19 ungkap Adrian. Selain itu perkembangan teknologi digital yang pesat saat ini tidak bisa dipungkiri juga memaksa ABBA untuk beralih dari media konvensional.
Terdapat dua fokus perluasan bisnis aplikasi untuk Mahaka Media yaitu community base dan juga menyiapkan aplikasi yang akan bermain di area audio dan video.
Oleh karena itu, dibuatlah bisnis aplikasi digital community base yang merupakan anak perusahaan dari MARI, yaitu NOICE di bawah perusahaan PT Khazanah Alwahda Kreatif.
Baca Juga
“Di mana community base terjadi kedekatan, engagement yang begitu kuat antara media atau brand dari media yang ada di bawah Mahaka dengan si customer-nya. Nah satu hal yang menjadi target market utama, kami akan masuk di dalam area community base sesuai sektornya Republika adalah komunitas muslim jadi ini yang akan kita prioritaskan,” ungkap Adrian.
Khazanah Alwahda Kreatif adalah joint venture yang sahamnya dipegang tiga perusahaan yaitu 40 persen milik PT Mahaka Media Tbk., 40 persen milik PT Kreasi Karya Bangsa, dan 20 persen milik PT Trinugraha Thohir.
Perusahaan ini akan fokus bermain di area pengelolaan sosial media komunitas islam sebagai turunan dari Republika. Khazanah kemudian diharapkan bisa mengelola komunitas Islam dalam media sosial.
Terkait pembentukan aplikasi ini, Adrian mengungkapkan Khazanah Alwahda Kreatif menyerap belanja modal atau capital expenditure senilai Rp800 juta. Dana yang tidak besar ini menurutnya karena merupakan bentuk penurunan bisnis menjadi media digital saja.