Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang didominasi pergerakan investor domestik diperkirakan tidak akan terlalu terdampak aksi jual dari investor asing akibat tertarik imbal hasil US Treasury.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan saat ini IHSG masih didominasi oleh pergerakan investor domestik, sedangkan foreign investor masih cenderung melakukan net sell.
Alhasil, pergerakan IHSG yang kembali tertahan setelah sebelumnya foreign investor melakukan net buy pada akhir tahun 2020 dan awal tahun 2021.
“Hal ini dikarenakan kenaikan yield US treasury bonds yang membuat kembalinya arus dana ke Amerika Serikat karena potensi reward yang meningkat pada aset safe haven tersebut [USD]," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (12/3/2021).
Dalam jangka dekat, IHSG berpotensi bergerak sideways pada kisaran 6150-6400 selagi investor melakukan aksi wait and see terkait dengan menunggu realisasi kebijakan dari The Fed.
The Fed sebelumnya berjanji akan menahan suku bunga di level 0,25 persen terkait dengan isu potensi inflasi yang terjadi di US dan bagaimana the fed akan mengontrol imbal hasil atau yield US treasury.
Baca Juga
"Apabila the fed berhasil menepati janji dan menjaga yield US treasury tersebut, IHSG berpotensi kembali mendapatkan inflow dari foreign investor dan membantu IHSG untuk menguat keluar dari level resistance 6400 ini," katanya.
Keluarnya indeks komposit dari resistance 6400 akan terdorong dari dana asing yang berpotensi kembali membanjiri emerging market termasuk Indonesia, yang sebenarnya secara valuasi juga masih tergolong murah.
Adapun, pada akhir perdagangan Jumat (12/3/2021), IHSG ditutup naik 1,49 persen menjadi 6.358. Sejak awal tahun, indeks tumbuh 6,34 persen dengan catatan aksi beli (net buy) investor asing senilai Rp12,79 triliun.
Hingga penutupan perdagangan tersebut, secara tahun berjalan investor asing pun masih mencatatkan beli bersih atau foreign net buy sebesar Rp12,76 triliun.