Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbal Hasil Obligasi AS Naik Lagi, Harga Emas Terpangkas Tipis

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, terkikis US$2,80 atau 0,16 persen menjadi US$1.719,80 per ounce. Sehari sebelumnya, Kamis (11/3/2021), emas berjangka naik tipis US$0,8 atau 0,05 persen menjadi US$1.722,60.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas sedikit melemah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menghentikan kenaikan tiga hari berturut-turut, setelah kemunduran dolar AS dan penurunan di pasar ekuitas tak mampu mengimbangi tekanan dari kenaikan imbal hasil (yields) obligasi pemerintah AS, namun menguat 1,3 persen untuk minggu ini.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, terkikis US$2,80 atau 0,16 persen menjadi US$1.719,80 per ounce. Sehari sebelumnya, Kamis (11/3/2021), emas berjangka naik tipis US$0,8 atau 0,05 persen menjadi US$1.722,60.

Harga emas berjangka menguat US$4,9 atau 0,29 persen menjadi US$1.721,80 per ounce pada Rabu (10/3/2021), setelah melonjak US$38,9 atau 2,32 persen menjadi US$1.716,90 pada Selasa (9/3/2021), dan anjlok US$20,5 atau 1,21 persen menjadi US$1.678,00 pada Senin (8/3/2021).

"Kami telah melihat sedikit kelemahan dalam (indeks) dolar AS, yang merosot dari sekitar 92 menjadi 91,6 sekarang," kata Kepala Strategi Komoditas TD Securities, Bart Melek.

"Ada sedikit risiko dari sentimen dan saya menduga tingkat psikologis US$1.700 di mana orang tidak benar-benar siap untuk turun menghasilkan sedikit rebound di pasar emas."

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan, naik setinggi 1,642 persen, puncak dalam lebih dari satu tahun. Sementara itu, indeks dolar memangkas keuntungan, membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Beberapa investor memandang emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi yang dapat mengikuti langkah-langkah stimulus, tetapi imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih tinggi menumpulkan beberapa daya tarik komoditas non-imbal hasil.

Presiden Joe Biden pada Kamis (11/3/2021) menandatangani rancangan undang-undang stimulus US$1,9 triliun menjadi undang-undang dan mengatakan dia sedang bekerja untuk membuat Amerika Serikat lebih dekat ke keadaan normal pada 4 Juli.

"Dengan permintaan fisik yang memberikan alasan, kami ragu harga emas akan turun di bawah US$1.600 per ounce tahun ini," kata analis Capital Economics dalam sebuah catatan.

Harga emas juga mendapat tekanan tambahan ketika University of Michigan melaporkan bahwa indeks sentimen konsumen awal naik menjadi 83 poin pada Maret, dari 76,8 pada Februari.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 28,20 sen atau 1,08 persen menjadi ditutup pada US$25,911 per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun US$2,00 atau 0,17 persen menjadi ditutup pada US$1.200,30 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper