Bisnis.com, JAKARTA - Bagi pekerja yang mengandalkan gaji bulanan sering kali gaji yang diterima 'hilang' tidak meninggalkan jejak dalam tempo singkat setelah gajian. Terlebih lagi, rentetan tagihan telah antri sebelum gaji masuk ke rekening, membuat pekerja sering sulit menyisihkan uang untuk berinvestasi.
Namun sejak pandemi Covid-19, banyak orang kemudian menyadari penting menyiapkan dana darurat menjadi penting untuk situasi yang tak terduga. Investasi kemudian menjadi salah satu jawabannya. Tidak hanya untuk urusan darurat, tetapi juga untuk rencana masa depan.
Seperti yang dirasakan oleh salah seorang birokrat muda di Kementerian Keuangan Bima Raspati yang berusia 30 tahun kepada Bisnis. Menurutnya investasi saat ini menjadi instrumen yang penting bagi kalangan muda, apalagi setelah dia merasakan sendiri manfaat dari investasi. Awalnya, dia berpikir jika menabung saja sudah cukup tetapi ternyata tidak.
“Saya baru merasakan pentingnya berinvestasi itu saat mau nikah, melihat orang kok kayaknya aset saya gini-gini aja, mungkin karena saya kebanyakan boros untuk membeli barang-barang konsumtif,” ungkapnya saat dihubungi, Minggu (7/3/2021).
Akhirnya pada pernikahannya pun, Bima memberikan maskawin kepada istrinya berupa investasi Sukuk Ritel seri SR013 dan juga emas batangan 24 Karat dengan total ukuran 20 gram yang merepresentasikan tanggal pernikahan yang jatuh pada tanggal 10 Oktober 2020 ungkapnya.
Saat ini, Bima yang juga merupakan bagian komunitas pegawai muda di Kementerian Keuangan, Kemenkeu Muda mengungkapkan sebagai investor pemula, dia saat ini berinvestasi di emas dan juga Sukuk Ritel.
Baca Juga
Pengalamannya, saat pertama kali investasi emas pada 2011 yang dibeli dengan harga Rp400.000-an per gram, setelah 10 tahun berselang dia mendulang untuk yang cukup signifikan karena kini emas dijual di kisaran harga Rp900 ribu.
Selain Bima, seorang investor pemula lain di ibu kota Sakina Diah berusia 31 tahun juga berpendapat bahwa investasi saat ini penting. Sakina sendiri bercerita dia mulai berinvestasi setelah 5 tahun bekerja saat usianya 28 tahun dan menurutnya dia pun terlambat untuk berinvestasi.
“Menurut aku penting banget [investasi]. Aku sendiri merasa cukup telat karena berinvestasi pas udah beberapa tahun kerja, tapi akhirnya mengejar ketinggalan sih. Karena kita banyak banget godaannya, kalau enggak investasi uang kita bakal menguap cuma buat konsumsi. Rugi nanti enggak punya pegangan,” jelasnya saat dihubungi Bisnis pada Jumat (7/3/2021).
Manfaat investasi, menurutnya, menghindari dirinya dari tindakan impulsif. Apalagi, dia mengatakan saat ini untuk mengeluarkan uang sangatlah mudah. Belanja online misalnya, hanya lewat gadget di rumah dan juga kemudahan pembayaran berbelanja menjadi sangat mudah. Oleh karena itu, uang pun cepat untuk pergi dari rekening ke “tempat lainnya”.
Sakina yang saat ini memasuki empat tahun berinvestasi, saat ini mengaku tengah berinvestasi pada logam mulia, deposito, reksa dana, dan juga Surat Berharga Negara (SBN) baik yang konvensional maupun sukuk. Sementara itu, dia mengaku belum cukup berani untuk memulai investasi di saham yang cenderung lebih berisiko.