Bisnis.com, JAKATA – Minyak mentah diperdagangkan di kisaran level US$61 per barel seiring dengan penantian pelaku pasar terhadap hasil dari pertemuan kebijakan penting OPEC+.
Belum ada petunjuk yang jelas mengenai berapa banyak pasokan dari OPEC+ yang akan kembali ke pasar setelah pengetatan.
“Hasil pertemuan OPEC+ hari ini jelas merupakan kunci untuk arah pasar,” kata ahli komoditas ING Bank NV Warren Patterson, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (4/3/2021).
Dia memperkirakan kenaikan pasokan minyak sebesar 1,5 juta barel per hari, termasuk pemulihan sukarela oleh Arab Saudi. “Pasar bisa dengan mudah menyerap tambahan pasokan ini, bahkan bisa menyerap lebih banyak lagi,” ujarnya.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,26 persen ke level US$61,44 per barel pada pukul 10.26 WIB. Adapun harga minyak Brent terpantau menguat 0,27 persen ke level US$64,24 per barel.
Arab Saudi dan Rusia, dua anggota OPEC+ yang paling berpengaruh, mengadakan pembicaraan pada hari Rabu untuk mencari titik temu dalam produksi setelah Riyadh mendesak agar berhati-hati, namun Moskow berusaha untuk meningkatkan pasokan.
Baca Juga
Minyak mentah telah melonjak tahun ini setelah OPEC+ memangkas produksi kolektif untuk mendorong penyeimbangan kembali pasar yang tertekan oleh pandemi.
Manajemen pasokan yang agresif telah membantu menguras persediaan, sementara permintaan di seluruh dunia pulih dengan peluncuran vaksin. Hal itu memicu ekspektasi bahwa pelaku tunggal terbesar di pasar energi global sekarang akan membuka lebih banyak keran pasokan.
Pengamat OPEC veteran masih memperkirakan kartel tersebut meningkatkan pasokan, dan ada sedikit kemungkinan bahwa pasokan akan ditahan pada level saat ini. Ada dua elemen yang diperdebatkan yakni:
Pertama, akankah kartel melanjutkan dengan kenaikan produksi kolektif 500.000 barel per hari pada bulan April? Dan kedua, bagaimana Arab Saudi akan menghentikan pemangkasan ekstra 1 juta barel per hari yang dibuatnya secara sukarela?