Bisnis.com, JAKARTA Pelaku pasar di Asia bersiap untuk menghadapi tekanan lanjutan dari kenaikan imbal obligasi Amerika Serikat. Kenaikan yield obligasi AS telah membuat Wall Street anjlok pada perdagangan Kamis (3/2/2021).
Dilansir dari Bloomberg, indeks Topix Jepang dan Kospi Korea turun 0,77 persen dan 0,75 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong dan CSI 300 China menguat 2,7 persen dan 1,92 persen.
Adapun bursa berjangka di Jepang dan Hong Kong turun setelah Nasdaq 100 merosot ke level terendah dalam dua bulan dan S&P 500 memperpanjang penurunannya di hari kedua.
Saham Australia pun merosot menyusul indeks S&P 500 berjangka yang bergerak lebih rendah. Sebuah aksi jual di perusahaan raksasa seperti Apple Inc. dan Amazon.com Inc. melebihi keuntungan di bank dan produsen energi.
Obligasi Australia merosot setelah kenaikan baru dalam patokan imbal hasil obligasi menuju 1,5 persen, dan pengukur pasar dari ekspektasi inflasi selama lima tahun ke depan mencapai level tertinggi sejak 2008. Trader juga menilai data yang menunjukkan pemulihan ekonomi yang lambat dan tidak merata dari pandemi.
"Obligasi tidak diragukan lagi mendorong narasi makro saat ini. Konsolidasi yang saat ini sedang berlangsung dalam suku bunga global telah menarik perhatian para investor dan pembuat kebijakan moneter." kata Ian Lyngen, ahli strategi di BMO Capital Markets.