Bisnis.com, JAKARTA – Kabar dari sejumlah sektor ekonomi yang menjadi sorotan harian Bisnis Indonesia edisi hari ini, Senin (1/3/2021), mulai dari ekspektasi pemulihan laba saham indeks LQ45 yang akan menjadi katalis.
Kemudian berita optimisme investor terhadap Indeks Bisnis-27 serta harga logam yang berguguran lantaran kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat.
Berikut beberapa rincian isu-isu terkini seputar perekonomian di Indonesia:
- LQ45 Siap Berlari
Berdasarkan musim penyampaian laporan keuangan 2020, ekspektasi pemulihan laba, dan pengumuman dividen mulai Maret 2021 untuk indeks LQ45, dan akan menjadi katalis yang dapat mengakselerasi kinerja saham-saham paling likuid di lantai bursa serta kembali berlari. Sebelumnya sepanjang 2021 laju LQ45 terbebani oleh koreksi saham-saham berkapitalisasi jumbo, diantaranya saham ASII, SMGR, dan BMRI.
- Optimisme Investor Terhadap Indeks Bisnis-27
Menggunakan analisis secara teknikal, pergerakan Indeks Bisnis-27 menggunakan periode bulanan, terlihat bahwa indeks sudah melewati rerata pergerakan 60 hari (Movinf Average/MA60). Alhasil, Indeks Bisnis-27 berpeluang menguat dan bergerak menuju resistance di level 530 hingga 550.
- Bertumpu Pada Likuiditas Domestik
Pemerintah akan menggelar lelang SUN untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2021. Tercatat sepanjang tahun ini pemerintah telah melakukan empat kali lelang SUN dengan menunjukkan tren penawaran yang fluktuatif. Berdasarkan data dari laman World Government Bondsm tingkat imbal hasil obligasi Indonesia dengan tenor 10 tahun menunjukkan pelemahan 37,2 basis poin selama sebulan belakangan. Namun berdasarkan pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell, soal intervensi kenaikan yield US Treasury menyatakan prosperk pasar surat utang Indonesia dinilai masih cukup baik untuk tahun ini.
- Pasokan Cekak Bayangi Minyak
Pekan ini harga minyak berpeluang turun di tengah kekahwatiran investor terkait dengan yield obligasi Amerika Serikat (AS). Namun, kelangkaan pasokan minyak dunia kemungkinan memburuk selama beberapa bulan mendatang yang berpotensi harga bahan bakar mengalami kenaikan selanjutnya.
- Harga Logam Berguguran
Harga logam mulia maupun logam dasar kompak melemah seiring dengan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat melonjak dan membuat dolar kian perkasa. Analisis Pasar Senior Oanda Corop Edward Moya mengatakan bahwa kenaikan imbal hasil obligasi AS untuk tenor 10 tahun terjadi di luar ekspektasi pasar, indeks dolar AS menguat 0,83 persen di hadapan sekeranjang mata uang.