Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Lalu Tertekan, Kinerja UNTR Bakal Bangkit di 2021

Perbaikan kinerja United Tractors bakal ditunjang pemulihan penjualan alat berat dan produksi batu bara.
Alat berat merek Komatsu. Istimewa
Alat berat merek Komatsu. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT United Tractors Tbk. melihat peluang pemulihan kinerja pada tahun ini didukung tren kenaikan harga komoditas, membaiknya operasional, dan potensi pertambahan pendapatan dari sektor bisnis energi.

Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis mengatakan bahwa perseroan berharap terdapat perbaikan kinerja pada tahun ini seiring dengan tata cara operasional sudah disesuaikan dengan protokol pandemi Covid-19 sehingga diharapkan dapat berjalan normal kembali.

“Harapannya tahun ini juga ada perbaikan dalam penjualan alat berat dan setidaknya produksi batu bara diharapkan bisa stabil,” ujar Sara kepada Bisnis, Kamis (25/2/2021).

Selain itu, emiten berkode saham UNTR itu juga berpotensi mendapatkan tambahan pendapatan dari sektor bisnis energi seiring dengan unit pertama pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2x100 MW di Jepara, Jawa Tengah akan mulai operasi kuartal IV/2021.

Kendati demikian, Sara menuturkan kontribusi bisnis itu diproyeksi masih belum akan terlalu berkontribusi banyak terhadap seluruh pendapatan konsolidasian.

Untuk diketahui, progres konstruksi proyek PLTU yang digarap oleh salah satu entitas UNTR, PT Bhumi Jati Power (BJP), telah mencapai 97 persen hingga akhir Desember 2020.

Adapun, BJP merupakan perusahaan patungan UNTR bersama Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co Inc. UNTR memiliki 25 persen saham BJP.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, UNTR mencetak pendapatan sebesar Rp60,34 triliun pada 2020. Realisasi itu turun 28,52 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar Rp84,43 triliun.

Penurunan pendapatan terjadi di semua sektor bisnis UNTR. Penurunan terbesar dialami sektor industri konstruksi yang menyusut hingga 69,53 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp1,2 triliun.

Sejalan dengan itu, laba setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga turun 46,9 persen menjadi Rp6 triliun dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar Rp11,3 triliun.

Sara menjelaskan turunnya laba dan pendapatan tercermin dari kinerja operasional seperti penurunan penjualan alat berat, penurunan produksi batu bara, hingga penurunan penjualan emas.

“Penurunan penjualan alat berat dan batu bara dikarena harga batu bara yang lemah di tahun lalu, ditambah dengan kendala operasional karena pandemi,” ujar Sara.

Namun, UNTR tampak lebih percaya diri pada tahun ini seiring dengan target panduan kerja 2021 yang lebih baik daripada realisasi tahun lalu.

UNTR menargetkan penjualan batu bara naik ke sekitar 9 juta hingga 9,5 juta ton, penjualan alat berat naik sekitar 1.700 unit, penjualan emas kembali normal di kisaran 340.000 oz, sedangkan produksi kontraktor tambang stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper