Bisnis.com, JAKARTA - Entitas Grup Astra di sektor pertambangan, PT United Tractors Tbk. mencatatkan penurunan penjualan alat berat sebanyak 46,5 persen pada 2020.
UNTR membukukan penjualan alat berat sebanyak 1.564 unit pada 2020, turun 46,5 persen dibandingkan dengan volume penjualan pada 2019 sebanyak 2.926 unit.
Dari bisnis pertambangan, UNTR mencatatkan penjualan batu bara pada 2020 sebesar 9,25 juta ton melalui entitas usahanya PT Tuah Turangga Agung.
Realisasi itu naik 9,31 persen dibandingkan dengan penjualan 2019 8,46 juta ton. Selain itu, realisasi penjualan pun berhasil melampaui target UNTR sepanjang 2020 sekitar 7,5 juta ton hingga 8 juta ton.
Lebih rinci, penjualan sepanjang 2020 itu terdiri atas 7,36 juta ton batu bara thermal dan 1,86 juta ton coking coal.
Adapun, realisasi penjualan coking coal 2020 berhasil tumbuh baik hingga naik 60 persen dibanding penjualan coking coal 2019 yang hanya sebesar 1,16 juta ton.
Baca Juga
Di sisi lain, pertumbuhan kinerja operasional UNTR di sektor bisnis lainnya tampak tidak sebaik penjualan batu bara.
Untuk sektor kontraktor pertambangan, UNTR melalui PT Pamapersada Nusantara membukukan volume produksi batu bara dan overburden removal (OB) sepanjang 2020 masing-masing sebesar 114,6 juta ton dan 825 juta bcm.
Pencapaian itu turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yaitu terkoreksi 12,65 persen untuk volume produksi dan turun 16,57 persen untuk kinerja OB.
Selain itu, untuk kinerja penjualan emas melalui PT Agincourt Resources sepanjang 2020, perseroan membukukan penjualan sebesar 319.700 gold equivalent ounces (GEOs).
Jumlah itu lebih rendah 21,9 persen dibandingkan dengan perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar 409.700 GEOs.
TARGET 2021
Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengatakan bahwa perseroan akan terus memantau perkembangan pasar seiring dengan tren kenaikan harga komoditas yang terjadi saat ini.
Adapun, pemulihan harga komoditas dapat menjadi angin segar bagi perseroan. Pasalnya, harga komoditas serta melambatnya aktivitas di berbagai lintas sektor menjadi penekan utama kinerja United Tractors hingga kuartal III/2020.
United Tractors melaporkan pendapatan bersih konsolidasian Rp46,5 triliun per 30 September 2020. Realisasi itu turun 29 persen dari Rp65,6 triliun pada kuartal III/2019.
Sejalan dengan penurunan pendapatan, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun turun sebesar 38 persen menjadi Rp5,3 triliun per 30 September 2020.
Dia meyakini kinerja dapat tumbuh, termasuk peningkatan penjualan alat berat yang diproyeksi datang dari sektor yang menggunakan alat berat ukuran kecil dan menengah, seperti perkebunan dan konstruksi.
Selain itu, dia juga menilai permintaan alat berat dari sektor pertambangan diproyeksi ikut tumbuh, tetapi lebih didorong oleh upaya penggantian alat yang sudah usang bukan proyeksi peningkatan produksi.
“Namun, secara garis besar, strategi bisnis UNTR masih sama, kami memastikan operational excellence,” ujar Sara kepada Bisnis, Rabu (14/1/2021).
Perseroan menargetkan penjualan batu bara melalui PT Tuah Turangga Agung menjadi sebesar 9,3 hingga 9,5 juta ton. Dari total penjualan itu termasuk 2,3 juta ton untuk batu bara jenis coking coal.
Untuk lini bisnis penjualan alat berat, UNTR menargetkan penjualan alat berat mencapai 1.700 unit, lebih tinggi daripada tahun sebelumnya.
Sementara itu, untuk lini bisnis kontraktor pertambangan melalui PT Pamapersada Nusantara, perseroan sedikit konservatif dengan menargetkan produksi batu bara dan overburden removal (OB) cenderung flat atau kurang lebih dari realisasi 2020.