Bisnis.com, JAKARTA – Penurunan pendapatan dari jasa konstruksi menjadi penyebab penurunan kinerja emiten kontraktor PT Acset Indonusa Tbk.
Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2020, emiten berkode saham ACST ini mengalami penurunan pendapatan jasa konstruksi sebesar 74,40 persen menjadi Rp844,43 miliar dibandingkan tahun sebelumnya Rp3,29 triliun.
Begitu pula jasa konstruksi dari pihak berelasi juga turun 39,25 persen menjadi Rp212,66 miliar dari sebelumnya Rp350,06 miliar.
Secara total, pendapatan ACST anjlok 69,48 persen menjadi Rp1,20 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp3,94 triliun.
Beban penjualan mengalami tekanan hingga 340,80 persen menjadi Rp631,45 miliar dari sebelumnya Rp143,25 miliar.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan dapat ditekan menjadi Rp1,5 triliun dari sebelumnya Rp4,04 triliun.
Baca Juga
Rugi tahun berjalan ACST pun membengkak pada tahun lalu hingga Rp1,34 triliun atau naik 18,39 persen dari tahun sebelumnya Rp1,13 triliun.
Sekretaris Perusahaan Acset Indonusa Maria Cesilia Hapsari optimistis perolehan kontrak baru akan meningkat lagi tahun ini setelah membukukan nilai kontrak baru sekitar Rp289 miliar yang terdiri dari proyek fondasi dan tol akses Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati.
Mengenai target kontrak baru yang dibidik emiten berkode saham ACST tersebut, Maria tidak menyebutkan secara spesifik. Namun, Acset Indonusa sudah tergabung dalam konsorsium pemrakarsa proyek tol JORR Elevated Cikunir-Ulujami dan mengaku sudah siap untuk mengikuti lelang di Kementerian PUPR.