Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Logam Berkilau, Saham ANTM hingga INCO Melesat

Saham-saham emiten pertambangan logam kompak menetap di zona hijau pada sesi pertama perdagangan hari ini, Senin (22/2/2021). Salah satu sentimen positif yang mendorong saham emiten logam adalah kenaikan harga komoditas logam.
Articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten pertambangan logam mengilap pada perdagangan Senin (22/2/2021) seiring dengan harga logam dunia, baik logam mulia seperti emas hingga logam dasar, menguat.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga penutupan sesi pertama hari ini, saham-saham emiten pertambangan logam kompak menetap di zona hijau. Penguatan dipimpin oleh saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) naik 12,93 persen ke posisi Rp2.970 per saham, diikuti saham PT Timah Tbk. (TINS) menguat 5,6 persen ke posisi Rp2.450 per saham.

Tidak kalah, saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) juga menguat 4,51 persen, disusul saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) yang terapresiasi 3,95 persen dan saham PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) naik 3,93 persen. Selain itu, saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) juga naik 3,39 persen dan saham PT Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC) menguat 2,22 persen.

Adapun, penguatan saham sektor itu sejalan dengan harga emas dunia yang berhasil berbalik menguat. Hingga pukul 11.52 WIB, harga emas berjangka untuk kontrak April 2021 di bursa Comex bergerak menguat 0,25 persen ke posisi US$1.781,8 per troy ounce. Sementara itu, harga emas di pasar spot menguat tipis 0,01 persen ke US$1.784,49 per troy ounce.

Tim riset Monex Investindo Futures mengatakan bahwa kenaikan harga emas didukung menguatnya imbal hasil obligasi AS untuk tenor 10 tahun ke level rekor tertinggi untuk tahun ini.

“Kenaikan nilai imbal hasil obligasi AS menyebabkan berbaliknya minat pasar terhadap dolar AS, menjadi menjauhi greenback, dan menjaga sikap hati-hati pelaku pasar,” tulis Monex Investindo Futures seperti dikutip dari riset hariannya, Senin (22/2/2021).

Emas berpotensi melanjutkan penguatannya menuju level US$1.792 per troy ounce, sebelum menguji level US$1.797 per troy ounce dan US$1.800 per troy ounce.

Namun, jika emas turun hingga ke bawah level US$1.780 per troy ounce maka emas berpotensi melemah hingga level support US$1.767 per troy ounce hingga US$1.775 per troy ounce.

Di sisi lain, kenaikan harga juga dialami oleh komoditas logam dasar. Pada penutupan perdagangan Jumat (19/2/2021) harga tembaga di bursa LME parkir di level US$8.909,5 per ton, naik 4,17 persen. Selain itu, harga timah juga menguat tajam 5,18 persen ke posisi US$26,215 per ton dan harga seng naik 0,89 persen ke posisi US$2.881 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper