Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandemi Belum Berakhir, Cocokkah Masuk Reksa Dana Saham?

Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Freddy Tedja menjelaskan, sejak kuartal IV/2020 lalu, memang mulai terjadi perbaikan ekonomi global secara gradual, ditopang oleh pertumbuhan di negara-negara berkembang di kawasan Asia.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA—Pandemi belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Di sisi lain, ekspektasi pemulihan ekonomi masih digaungkan banyak pihak. Lantas, di tengah kondisi saat ini bagaimana strategi investasi yang tepat?

Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Freddy Tedja menjelaskan, sejak kuartal IV/2020 lalu, memang mulai terjadi perbaikan ekonomi global secara gradual, ditopang oleh pertumbuhan di negara-negara berkembang di kawasan Asia.

“Pemulihan ekonomi dan perdagangan yang terjadi di tahun 2021 akan ditopang oleh ketersediaan vaksin dan normalisasi aktivitas ekonomi,” katanya dalam publikasi yang dikutip Bisnis, Jumat (12/1/2021).

Selain itu, tambah Freddy, kebijakan yang akomodatif juga akan berperan penting; seperti suku bunga rendah, quantitative easing, dan stimulus fiskal yang masih akan berlanjut di tahun ini. Potensi unggulnya perekonomian negara-negara berkembang membuat arus dana mengalir ke Asia, termasuk juga Indonesia. Pergeseran sentimen ke negara berkembang juga akan didorong rendahnya porsi kepemilikan asing di negara berkembang.

Meskipun demikian, Freddy menyebut volatilitas masih akan tetap terjadi di 2021. Contohnya, setelah meroket tajam di bulan Desember 2020, di sepanjang bulan Januari lalu IHSG justru ditutup melemah sebesar -1,95 persen hingga menyentuh level 5.862,35.

“Namun pergerakan pasar dapat dilihat dari dua sisi, sebagai penghalang atau peluang. Sebagai investor, kita harus melihat fundamental jangka menengah panjang, bukan hanya dinamika jangka pendek,” kata dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan beberapa katalis yang ada, setidaknya untuk kuartal pertama tahun ini. Pertama, valuasi pasar saham Indonesia masih relatif murah dibandingkan kawasan lain seperti Filipina atau Thailand.

Kedua, kepemilikan asing di pasar saham Indonesia masih berada di salah satu level yang terendah sejak 2013. Kemudian ketiga, pemulihan pertumbuhan ekonomi mendorong pertumbuhan earnings perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Menurutnya, tahun pemulihan ini sangat baik untuk dimanfaatkan oleh para investor yang ingin melakukan diversifikasi investasi ke reksa dana saham. Walau IHSG di bulan Januari ditutup melemah -1,95 persen, bursa saham di bulan Februari sudah kembali bangkit. Jika dihitung sejak awal tahun 2021 hingga 9 Februari 2021, IHSG telah bergerak naik 3,39 persen ke level 6.181,67.

Freddy menyebut proyeksi tahun pemulihan ini juga tercermin pada kinerja reksa dana saham yang mulai merangkak bangkit. Sebagai contoh, reksa dana Manulife Saham Andalan (MSA) yang pada akhir Januari 2021 lalu memberikan kinerja 6 bulan sebesar 33,15 persen.

Sementara sejak awal tahun 2021 hingga akhir Januari 2021, MSA memberikan kinerja 1 bulan sebesar 0,63 persen, jauh melampaui tolok ukurnya yakni IDX80 yang mencetak kinerja minus 2,55 persen. “Reksa dana MSA mengedepankan fokus pada perusahaan di sektor siklikal yang diuntungkan oleh potensi pemulihan ekonomi domestik,” jelas Freddy.

Dia juga menyatakan, meski sekarang saat yang baik untuk memanfaatkan peluang di tahun pemulihan, tapi profil risiko investor dan horizon investasi menjadi kunci dalam menentukan pilihan kelas aset dalam investasi.

Adapun, Freddy mengatakan reksa dana saham cocok bagi investor dengan profil risiko agresif dengan horizon investasi jangka panjang. “Prinsip kehati-hatian dalam menentukan pilihan produk investasi dan perusahaan manajer investasi yang akan mengelola dana Anda akan sangat menentukan hasil yang akan Anda nikmati di masa depan kelak,” pungkas dia.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper