Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat kembali melonjak ke level tertinggi sepanjang masa pada awal perdagangan Rabu (10/2/2021) setelah data inflasi yang lemah meredakan kekhawatiran bahwa RUU pengeluaran federal dan suku bunga rendah dapat memicu instabilitas harga.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,25 persen ke level 31.456,12, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,36 persen ke 3.925,49 dan indeks Nasdaq Composite naik 0,56 persen ke 14.084,76.
Sementara itu, imbal hasil obligasi Treasury bertenor 10 tahun merosot kembali di bawah level 1,15 persen setelah Badan Statistik AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) tidak berubah dibandingkan bulan lalu.
Bursa saham global mencatatkan reli delapan hari berturut-turut di tengah sederet laporan kinerja emiten yang positif, menurunnya tren penyebaran virus corona, serta kabar mengenai rencana stimulus AS.
Data IHK adalah bagian dari meningkatnya perdebatan di pasar keuangan mengenai laju pergerakan inflasi. Meskipun angka Januari cenderung melandai, investor terus khawatir bahwa tekanan harga akan menguat di bulan-bulan mendatang karena Kongres mengesahkan RUU stimulus dan program vaksinasi akan memacu belanja konsumen.
"Ini menunjukkan kekhawatiran pasar mengenai inflasi masih terkendali setidaknya untuk bulan ini," kata kepala investasi Lockwood Advisors BNY Mellon Matt Forester, seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga
“Data inflasi bulan April dan Mei mendatang mungkin menunjukkan dampak yang lebih besar dari peristiwa Covid-19. Akan ada lonjakan inflasi tetapi mungkin terjadi beberapa bulan ke depan," lanjutnya.
Terkait pergerakan saham, Twitter Inc. melonjak setelah melaporkan kenaikan pendapatan yang signifikan. Lyft Inc. menguat setelah salah satu pendiri mengatakan perusahaan akhirnya akan menghasilkan laba kuartalan tahun ini.