Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Analis Lebih Jagokan Saham Properti Residensial, Ini Lho Alasannya

Kendati pasar properti mulai pulih, permintaan untuk bangunan tinggi (high rise), seperti apartemen, dinilai masih menantang.
Pemandangan salah satu klaster perumahan di Sentul City./istimewa
Pemandangan salah satu klaster perumahan di Sentul City./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten properti yang banyak memiliki portofolio produk rumah tapak lebih direkomendasikan analis untuk diakumulasikan tahun ini.

Pasalnya, tren permintaan untuk rumah tapak (landed house) diperkirakan terus meningkat sementara permintaan rumah susun atau apartemen masih melemah.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper menjelaskan emiten properti tampak optimistis pada awal tahun ini dengan memasang target prapenjualan atau marketing sales yang lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi tahun lalu.

“Hal ini didorong optimisme akan perekonomian yang mulai pulih,” kata Dennies kepada Bisnis, Selasa (9/2/2021).

Kendati pasar properti mulai pulih, Dennies melihat permintaan untuk bangunan tinggi (high rise) seperti apartemen masih menantang. Pasalnya, saat ini timbul kekhawatiran masyarakat tinggal di apartemen karena jarak antar orang lebih kecil ketimbang tinggal di rumah tapak, sehingga potensi penyebaran Covid-19 lebih tinggi.

“Dari hal ini bisa dilihat konsumen yang baru akan membeli rumah akan cenderung memilih rumah tapak,” jelas Dennies.

Artha Sekuritas pun merekomendasikan saham properti yang dikenal kuat di sektor residensial seperti PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), dan PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) untuk dicermati.

Analis Sinarmas Sekuritas Richardson Raymond mengatakan bahwa perusahaan properti telah beradaptasi pada masa pandemi dengan memanfaatkan kanal digital untuk menggenjot prapenjualan serta lebih fokus pada pembeli end user.

Dia pun optimistis prapenjualan emiten properti bakal lanjut menguat pada tahun ini terutama setelah distribusi vaksin dan suku bunga terjaga di level rendah.

“Mengenai tipe dan harga, kami yakin tren 2021 akan melanjutkan tren pada kuartal IV/2020 dengan harga rumah di bawah Rp2 miliar yang akan diburu,” tulis Richardson dalam riset yang dipublikasikan lewat Bloomberg.

Di sisi lain, prapenjualan high rise dinilai akan mendapat angin segar dari UU Cipta Kerja yang bakal mengizinkan orang asing. membeli unit apartemen.

Sinarmas Sekuritas memberikan rekomendasi overweight untuk saham sektor properti tahun ini dengan top picks a.l. BSDE, CTRA, PWON, dan CTRA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper