Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak WTI Incar US$58, Tersulut Sentimen OPEC+

Pada perdagangan Senin (8/2/2021) pukul 09.49 WIB, harga minyak WTI kontrak Maret 2021 naik 0,99 persen atau 0,56 poin menjadi US$57,71 per barel.
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak WTI berpeluang memanas menembus level US$58 per barel seiring dengan rencana pembatasan produksi OPEC dan sekutunya (OPEC+).

Pada perdagangan Senin (8/2/2021) pukul 09.49 WIB, harga minyak WTI kontrak Maret 2021 naik 0,99 persen atau 0,56 poin menjadi US$57,71 per barel. Harga minyak Brent kontrak April 2021 pun memanas 0,91 persen atau 0,54 poin ke level 59,88 per barel.

Laporan Monex Investindo Futures menyebutkan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi global dan pembatasan produksi yang dilakukan oleh para produsen yang tergabung dalam OPEC+ berpotensi menopang kenaikan harga minyak pada hari Senin (8/2/2021).

"Harga minyak berpotensi dibeli hari ini menargetkan level resisten 58.25 dan selanjutnya 58.60 selama bergerak di atas level support 56.00," paparnya, Senin (8/2/2021).

Namun bila harga mampu bergerak di bawah level support tersebut, maka harga minyak berpotensi dijual menargetkan level support selanjutnya 55.60. Level resistan 57.90 - 58.28 - 58.60, sedangkan level support 56.55 - 56.10 - 55.60.

Namun, sambung Monex, kenaikan harga minyak berpeluang terbatas jika pasar mempertimbangkan kenaikan aktivitas rig AS dalam laporan Baker Hughes di akhir pekan lalu.

Harga minyak WTI melonjak 8,9 persen minggu kemarin, persentase kenaikan terbesar sejak Oktober 2020. Harga melonjak karena persediaan AS pekan lalu turun ke level yang terakhir terlihat pada Maret tahun lalu. Sementara harga minyak Brent naik 7,8 persen untuk minggu lalu berdasarkan kontrak bulan depan.

"Brent sekarang sedang membidik level 60 dolar AS karena OPEC+ telah berhasil meredakan sebagian besar kekhawatiran sisi pasokan dan optimisme tentang COVID meningkat secara global," kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya, di New York.

Terakhir kali Brent diperdagangkan pada US$60 per barel saat pandemi belum terjadi, belum ada karantikan atau lockdown dan permintaan bahan bakar jauh lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper