Bisnis.com, JAKARTA - Investor asing cenderung melakukan aksi jual di pasar saham meskipun Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penguatan pada perdagangan sesi I, Jumat (5/2/2021).
Pada pukul 11.30 WIB, IHSG ditutup naik 0,32 persen atau 19,63 poin menjadi 6.126,84. Sepanjang hari ini, indeks sempat bolak balik zona merah dan hijau di rentang 6.090,98-6.149,97.
Terpantau 260 saham menguat, 180 saham koreksi, dan 165 saham stagnan. Total transaksi cenderung sedikit dari hari biasa, yakni sejumlah Rp6,32 triliun.
Mengutip data konsultan keuangan D'Origin, investor asing mencatatkan net sell Rp208,53 miliar pada akhir sesi I. Saham PT Bank Mandiri (Persero)Tbk. (BMRI) menjadi yang paling banyak dijual dengan net sell Rp62,28 miliar. Saham BMRI turun 1,14 persen atau 75 poin menjadi Rp6.500.
Sementara itu, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi yang paling banyak diborong investor asing dengan net buy Rp48,78 miliar. Saham BBRI juga koreksi 0,67 persen atau 30 poin menuju Rp4.460.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menyampaikan hari ini pasar berfokus pada rilis data ekonomi. Dia menyebut hasil PDB Indonesia tahun 2020 hanya sedikit berbeda dari konsensus ekonom sehingga pergerakan pasar sudah priced in.
Baca Juga
"Jadi tidak ada kekhawatiran," ujarnya ketika dihubungi Bisnis.
Sebelumnya, konsensus ekonom yang dirilis Bloomberg, memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 akan menyusut 2,2 persen.
Dari data yang dikumpulkan, proyeksi pertumbuhan ini menunjukkan sedikit perubahan dalam aktivitas transportasi dan sedikit peningkatan dalam pengukuran aktivitas ritel sepanjang kuartal keempat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, di tengah rata-rata sedikit pelonggaran ukuran jarak sosial.
Sementara itu, pagi ini Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada sepanjang 2020 tumbuh minus 2,07 persen.
Realisasi ini anjlok dibandingkan 2019 lalu yang tumbuh 5,02 persen. Kontraksi ekonomi ini dipicu oleh pandemi Covid-19 yang mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.
Pertumbuhan ini sejalan dengan proyeksi pemerintah yang berada di kisaran minus 2,2 persen hingga minus 1,7 persen. Namun, PDB ini berada di bawah ekspektasi yang dipasang oleh Bank Dunia dan Asian Development Bank (ADB) yang sama-sama memperkirakan ekonomi Indonesia minus 2,2 persen.