Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Reksa Dana saat IHSG Ambrol, Mana Produk yang Paling Cuan?

Berdasarkan data Infovesta Utama, pada periode 22—29 Januari 2021 terdapat dua jenis indeks reksa dana yang mencetak imbal hasil negatif pada penutupan pekan lalu, sejalan dengan kinerja IHSG yang turun sebesar 7,05 persen.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Kendati jenis-jenis reksa dana menunjukkan kinerja bervariatif sepanjang pekan terakhir Januari, sejumlah produk reksa dana masih mencetak imbal hasil cemerlang. Apa saja produknya?

Berdasarkan data Infovesta Utama, pada periode 22—29 Januari 2021 terdapat dua jenis indeks reksa dana yang mencetak imbal hasil negatif pada penutupan pekan lalu, sejalan dengan kinerja IHSG yang turun sebesar 7,05 persen.

Alhasil, reksa dana saham yang digambarkan dalam Infovesta Equity Fund Index dan reksa dana campuran yang diilustrasikan dalam Infovesta Balanced Fund Index mencatatkan imbal hasil negatif, masing-masing sebesar 6,62 persen dan 3,69 persen.

Sementara itu, kinerja reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang terpantau positif. Fixed Income Fund Index mencatat imbal hasil 0,25 persen sedangkan Infovesta Money Market Fund Index 0,07 persen.

Jika dilihat secara year to date, reksa dana saham masih menjadi yang paling rendah imbal hasilnya yakni -3,36 persen, lalu reksa dana campuran -1,50 persen, reksa dana pendapatan tetap -0,72 persen. Adapun reksa dana pasar uang positif 0,31 persen.

Selama sepekan lalu, kinerja reksa dana berbasis saham seperti reksa dana saham dan reksa dana campuran mengalami penurunan drastis. Hal ini disebabkan oleh kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang selama sepekan penuh mengalami koreksi atau pelemahan sehingga mengerek kinerja pasar saham di awal tahun 2021 ke teritori negatif.

Volume transaksi investor asing mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp375,08 miliar walaupun pada awal pekan masih sempat mencatatkan aksi beli bersih.

Euforia pasar saham yang terjadi di awal Januari 2021 sudah priced in sehingga January Effect tidak bertahan lama. Selain itu, terdapat beberapa sentimen negatif baik dari lokal maupun global yang membebani kinerja IHSG sepekan lalu.

Dari dalam negeri, perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) karena kasus Covid Indonesia sudah menembus 1 juta kasus sehingga berpotensi menghambat pemulihan ekonomi Indonesia di tahun 2021.

Kinerja Reksa Dana saat IHSG Ambrol, Mana Produk yang Paling Cuan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper