Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aje Gile! Saham Teknologi Mencuat Saat IHSG Amblas

Kendati saham teknologi mencuat, analis menilai kapitalisasi pasar saham tersebut relatif kecil sehingga cenderung tidak likuid.
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Saham teknologi masih mencetak kenaikan tajam di tengah pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG) di pertengahan sesi kedua perdagangan Jumat (29/1/2021).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BE), pada pukul 13.52 WIB, indeks IDXTECHNO terpantau di level 2.142,22 atau naik 7,64 persen. Adapun IHSG anjlok ke level 2,51 persen ke level 5.829,46.

Kenaikan indeks teknologi ditopang oleh saham PT DCI Indonesia Tbk yang terpantau melonjak 19,67 persen ke level 7.150. Kemudian saham PT Multipolar Technology Tbk. juga menguat 0,6 persen ke posisi 840. Dengan kata lain, kenaikan IDX Techno sejauh ini hanya ditopang oleh dua saham.

Kemarin, IDX Sector Technology yang memiliki konstituen sebanyak 19 saham melesat 78,69 persen sejak awal tahun (year-to-date). Kenaikan itu jauh lebih baik atau outperform dari performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hanya tumbuh 0,01 persen. Kinerja itu pun memimpin seluruh kinerja indeks yang terdaftar di BEI.

Saham DCII hingga kemarin memimpin penguatan harga sejak awal tahun sebesar 1.322 persen menjadi 5.975 per saham. Selanjutnya, saham PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. (KIOS) menyusul karena meroket 349,32 persen.

Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee mengatakan bahwa kenaikan indeks tersebut kemungkinan didorong oleh sentimen optimisme pasar terkait kinerja saham teknologi yang diuntungkan dengan bekerja atau sekolah dari rumah seiring dengan pandemi Covid-19. Namun, mayoritas saham teknologi itu kapitalisasi pasarnya relatif kecil sehingga cenderung tidak likuid. 

“Selain itu, karena kurang likuid saham sektor ini cukup rawan karena harganya anomali, ada kecenderungan dikendalikan oleh pihak-pihak tertentu jadi agak sulit juga saya lihat saham-saham ini,” ujar Hans Kwee kepada Bisnis, Kamis (28/1/2021).

Hans Kwee pun menjelaskan bahwa penguatan saham yang terjadi juga jauh mencerminkan kualitas fundamentalnya. Dia menuturkan PER untuk saham DCII sudah mencapai 133x dengan PBV 26x.

Kemudian, KIOS masih memiliki PER merah, menandakan bottom line masih negatif, dengan PBV sekitar 5,5x. Tidak hanya itu, PT Anabatic Technologies Tbk. (ATIC) juga memiliki PER negatif dengan PBV 1,85x.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper