Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemkominfo Kaji Rencana Hary Tanoe Ikut Proyek 5G, Saham BHIT Menghijau

Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (26/1/2021), saham dengan kode BHIT menguat 3,45 persen menjadi Rp60 per saham pada pukul 10.48 WIB. Sebelumnya, saham BHIT lama terdampar di zona merah sejak 15 Januari 2021.
Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (tengah) berbincang dengan Direktur PT Global Mediacom Tbk Syafril Nasution (dari kiri), Direktur PT MNC Land Tbk Erwin Richard Andersen, Direktur Utama PT MNC Investama Tbk Darma Putra, dan Direktur PT MNC Investama Tbk Tien, sebelum paparan publik MNC Group, di Jakarta, Selasa (25/6/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (tengah) berbincang dengan Direktur PT Global Mediacom Tbk Syafril Nasution (dari kiri), Direktur PT MNC Land Tbk Erwin Richard Andersen, Direktur Utama PT MNC Investama Tbk Darma Putra, dan Direktur PT MNC Investama Tbk Tien, sebelum paparan publik MNC Group, di Jakarta, Selasa (25/6/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Saham MNC Group atau PT MNC Investama Tbk. masuk ke zona hijau setelah Kementerian Komunikasi dan Informatika angkat bicara mengenai rencana perseroan ingin menggelar 5G di pita frekuensi 2,6 GHz.

Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (26/1/2021), saham dengan kode BHIT menguat 3,45 persen menjadi Rp60 per saham pada pukul 10.48 WIB. Sebelumnya, saham BHIT lama terdampar di zona merah sejak 15 Januari 2021.

Sebelumnya, MNC Group menyatakan minat untuk mengembangkan layanan internet cepat 5G di pita 2,6 GHz. Direktur Corporate Secretary MNC Group Syafril Nasution mengakui perseroan sempat mengutarakan minat untuk menggelar 5G kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

MNC Group menjajaki pergelaran 5G di pita frekuensi 2,6 GHz yang saat ini sedang digunakan oleh anak usaha mereka PT MNC Sky Vision Tbk. untuk aktivitas penyiaran.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) lewat Juru Bicara Kemenkominfo Dedy Permadi mengatakan pihaknya saat ini terus mengkaji agar pita frekuensi 2,6 GHz dapat digunakan secara optimal.

Pembahasan mengenai peluang pergelaran internet cepat - 4G atau 5G - di pita yang tengah digunakan oleh satelit penyiaran tersebut menjadi salah satu opsi.

“Semua opsi untuk percepatan optimalisasi pemanfaatan pita frekuensi 2,6 GHz sedang dikaji di internal Kementerian Kominfo,” kata Dedy kepada Bisnis Senin (25/1/2021).

Dalam dokumen yang diterima Bisnis, disebutkan bahwa peluang pergelaran 5G di pita 2,6 GHz akan terjadi pada 2025.

Ada dua opsi untuk menggelar 5G di sana. Pertama, menunggu lisensi satelit penyiaran habis pada 2025. Kedua, sebelum 2024 dengan merelokasikan satelit penyiaran ke pita frekuensi yang lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper