Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Aneka Tambang Tbk. terus menjadi buruan investor dalam beberapa perdagangan terakhir. Hal itu membuat saham emiten berkode ANTM diperdagangkan dengan nilai yang jumbo setiap harinya.
Pada perdagangan Jumat (22/1/2021) hingga pukul 11.30 WIB, saham ANTM terkoreksi 6,8 persen ke posisi Rp2.880. Namun, sepanjang tahun berjalan 2021 ANTM telah menguat hingga 31,51 persen dan dalam setahun terakhir naik hingga 274,03 persen.
Belum tutup perdagangan hari ini, total nilai transaksi ANTM sudah mencapai Rp2,8 triliun. Lalu, pada penutupan perdagangan Kamis (21/1/2021) ANTM membukukan nilai transaksi saham terbesar di Bursa Efek Indonesia, mencapai Rp4 triliun.
Bahkan, pada perdagangan sebelumnya nilai transaksi ANTM tak kalah impresif mencapai Rp5,7 triliun.
Sepanjang tahun berjalan 2021, nilai transaksi saham ANTM mencapai Rp46,1 triliun. Total nilai itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan transaksi saham emiten berkapitalisasi pasar terjumbo PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang hanya sebesar Rp10,1 triliun.
Menariknya, nilai transaksi saham ANTM yang besar itu pun cukup impresif karena hanya terjadi pasar reguler, bukan transaksi negosiasi.
Baca Juga
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan bahwa valuasi transaksi yang cenderung tinggi dalam satu bulan perdagangan terakhir karena investor saat ini melihat ANTM sangat menarik.
Pada tahun ini secara prospek, komoditas logam memang cukup cerah dengan permintaan yang naik diikuti apresiasi harga komoditas sehingga kinerja ANTM diproyeksi semakin baik dibandingkan dengan 2020.
“Apalagi, di tengah pemberitaan nikel, kerjasama dengan LG, Mobil listrik, dan isu Tesla yang akan membangun pabriknya di Indonesia sehingga wajar saja transaksi terlihat cukup besar,” ujar Chris kepada Bisnis, Kamis (21/1/2021).
Dia merekomendasikan buy on weakness untuk ANTM di kisaran Rp2.700 -Rp3.000, karena secara jangka pendek saham sedang dalam fase sideways.
Sementara itu, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan harga ANTM saat ini telah mahal seiring dengan rasio PER sudah 437 kali dan PBV 4 kali.
“Meskipun ke depannya dapat terjadi penyesuaian dari segi PER nya dengan laba yang meningkat, tetapi saat ini mungkin untuk lebih dipertimbangkan jika hendak mengoleksi ANTM dengan harga sekarang, yang dikhawatirkan bisa koreksi kembali,” papar Frankie kepada Bisnis.
Namun, banyak kalangan masih optimis ANTM masih bisa naik sambil menunggu sentimen datangnya era mobil listrik.