Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham India melemah pada perdagangan Kamis (14/1/2021) setelah indeks utama gagal menembus level 50.000 awal pekan ini.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P BSE Sensex melemah 0,4 persen ke level 49.311,25 pada pukul 10.10 pagi waktu Mumbai. Indeks melemah dua hari berturut-turut setelah mencetak rekor tertinggi dalam 11 dari 14 sesi perdagangan sebelumnya.
Selain indeks Sensex, indeks NSE Nifty 50 juga terpantau melemah 0,4 persen pada awal perdagangan hari ini.
Kepala riset ritel HDFC Securities Ltd Deepak Jasani mengatakan pelemahan indeks kali ini merupakan hal yang wajar karena kenaikan sebelumnya terlalu cepat terjadi, sedangkan koreksi juga masih minimal.
“Selain itu, ekspektasi dari ekonomi dan pendapatan perusahaan yang berbalik telah mendukung, tetapi India dan perusahaannya dikenal mengecewakan dalam kedua hal itu," ungkap Jasani, seperti dikutip Bloomberg.
Analis dari Nomura Holdings Inc dan Kotak Mahindra Asset Management Co. sebelumnya memperingatkan perkiraan pendapatan yang terlalu optimis dan penurunan likuiditas merupakan ancaman terbesar bagi laju kenaikan indeks.
Baca Juga
Indeks S&P BSE Sensex telah meningkat selama 10 minggu berturut-turut, yang merupakan rekor penguatan terpanjang sejak 2009.
Saham Wipro Ltd. dan Infosys Ltd menjadi penekan terbesar pada indeks Nifty, dengan masing-masing turun lebih dari 5 persen setelah melaporkan kinerja pendapatan kuartalan setelah pasar tutup kemarin.
Sebanyak 11 dari 19 sub-indeks sektoral yang dihimpun oleh BSE Ltd. melemah, dipimpin oleh sektor perusahaan IT. Sebanyak 17 saham di indeks Sensex turun sementara 13 menguat.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor benchmark 10 tahun turun satu basis poin, sementara rupee sedikit berubah pada level 73,1650 terhadap dolar AS.