Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menegaskan bahwa perseroan tidak melakukan kerja sama dengan media ataupun influencer untuk promosi saham perseroan.
VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Mitra Piranti menyampaikan sampai saat ini tidak terdapat kerja sama atau kegiatan publikasi yang dilakukan perseroan dengan media dan influencer untuk promosi saham.
"Tidak ada kerja sama dan kegiatan publikasi," paparnya dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia, Senin (11/1/2021).
Surat itu disampaikan atas surat permintaan penjelasan BEI pada 8 Januari 2021. Saat itu, BEI mengutip berita dari Bisnis.com yang berjudul Ajakan Borong Saham Garuda (GIAA) Manjur, Ustaz Yusuf Mansur Happy Banget.
UYM, sapaan kondanganya, memang kerap mengajak masyarakat untuk mengolekasi saham-saham BUMN, seperti GIAA. Dengan masuk ke saham, menurutnya, masyarakat dapat membantu kinerja BUMN sekaligus menjadi salah satu pemilik.
Sementara itu, pada 12 November 2020, melalui akun instagramnya Ustaz Yusuf Mansur mengaku sangat senang dengan pergerakan harga saham Garuda Indonesia. Pasalnya, pekan lalu dia menyarankan umat untuk membeli saham badan usaha milik negara (BUMN) tersebut.
Baca Juga
"Masya Allah..Seneng banget kalau sentimen positif saya dengan izin Allah bisa bikin kawan-kawan untung dan Garuda membaik terus," tulisnya, Kamis (12/11/2020)
Dia menyatakan masyarakat tak perlu pusing dengan kinerja emiten penerbangan pelat merah tersebut yang terus terpuruk pada tahun ini.
Disebutkannya, cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kinerja perseroan adalah dengan rakyat menjadi pemegang saham baru GIAA, sama seperti yang ia lakukan yaitu dengan membeli saham emiten perbankan syariah PT Bank BRI Syariah Tbk. (BRIS) dan untung banyak saat harganya menjulang beberapa waktu lalu akibat isu merger.
Menurutnya, kerugian Rp15 triliun yang ditanggung oleh GIAA sebenarnya sangat kecil jika ditalangi oleh 10 juta orang, karena hanya membutuhkan modal Rp1,5 juta saja.
Menabung saham di GIAA, baginya, juga hanya semudah memotong gaji semua karyawan, buruh, guru, dokter, tentara, polisi. Namun, perusahaan memang perlu melakukan perbaikan dari segala sisi.
Pada perdagangan Senin (11/1/2021), saham GIAA ditutup koreksi 0,48 persen atau 2 poin menjadi Rp414, setelah bergerak di rentang Rp406-Rp440.
Dalam 3 bulan terakhir, saham GIAA naik 93,46 persen. Kinerja saham Garuda Indonesia tak lepas dari sentimen kucuran dana dari pemerintah melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebesar Rp8,5 triliun.
Emiten berkode GIAA ini telah menerbitkan Obligasi Wajib Konversi (OWK) yang merupakan bagian dari implementasi dukungan Pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Berdasarkan persetujuan penerbitan OWK yang telah diperoleh dengan nilai sebesar maksimum Rp8,5 triliun dan availability period hingga 2027.