Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak koreksi pada pembukaan perdagangan Selasa (5/1/2021).
Saat preopening, IHSG naik tipis 0,01 persen atau 0,89 poin menjadi 6.105,79. Dari seluruh saham Indeks LQ45, sejumlah 7 saham naik, 16 saham koreksi, dan 22 saham stagnan.
Pada pukul 09.00 WIB, IHSG koreksi 0,1 persen menjadi 6.099,07. Terpantau 107 saham menguat, 107 saham koreksi, dan 208 saham stagnan.
Sejumlah saham yang melesat mengisi jajaran top gainers ialah DOID naik 7,18 persen, DKFT 2,06 persen, BWPT 1,96 persen, MDKA 1,54 persen, dan PSAB 1,48 persen.
Kepala Riset MNC Sekuritas menyampaikan gegap gempita perdagangan awal tahun 2021 tidak terjadi di Wall Street menyusul DJIA semalam justru ditutup turun cukup tajam sebesar -1.25 persen akibat kekhawatiran kenaikan kasus Covid-19 varian baru.
Di sisi lain, harga minyak mentah anjlok -2.27 persen dan harga batubara kontrak Februari 2020 koreksi -0.43 persen sehingga berpotensi, paling sedikit, terjadi profit taking lanjutan di saham berbasis energi.
Baca Juga
"Namun demikian, pesta pora nampaknya akan berlanjut di saham-saham berbasis tambang logam dan CPO menyusul terjadinya kenaikan harga komoditas tersebut seperti emas +2.43 persen, Nikel +4.72 persen, timah +3.31 persen, dan CPO +2.79 persen," paparnya, Selasa (5/1/2021).
Edwin memprediksi IHSG hari ini akan bergerak di rentang 6.060 - 6.151. Mata uang rupiah juga masih akan kuat di bawah Rp14.000 per dolar AS, yakni Rp13.820 - Rp13.955 per dolar AS.
Dalam publikasi risetnya, tim analis NH Korindo Sekuritas Indonesia menyampaikan Wall Street membuka perdagangan tahun 2021 dengan aksi jual masif yang menyebabkan ketiga indeks utama melemah.
Pelaku pasar mengkhawatirkan jumlah kasus Covid-19 yang tidak kunjung turun serta hasil perhitungan suara di negara bagian Georgia yang akan menentukan kontrol dari kursi senat.
Dari bursa domestik, setelah mencatat penguatan signifikan yang didukung perbaikan data-data ekonomi, ruang kenaikan IHSG cenderung menjadi lebih terbatas.
Sebagai informasi, kemarin data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari IHS Markit periode Desember 2020 kembali melaju menjadi 51,3 naik dari November 2020 yang berada di posisi 50,6.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Desember 2020 mengalami inflasi sebesar 0,45 persen. Sementara untuk sepanjang tahun kalender (year to date/ytd) dan tahunan mengalami inflasi sebesar 1,68 persen.
"Untuk hari ini, pergerakan indeks acuan akan cenderung terkonsolidasi pada rentang 6.023 - 6.143," paparnya.