Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan perkebunan kelapa sawit, PT FAP Agri Tbk., menjadi emiten pertama yang mencatatkan saham perdana di tahun 2021 melalui skema penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering/IPO.
Emiten berkode efek FAPA itu menjadi perusahaan tercatat ke 714 di Bursa Efek Indonesia. FAPA termasuk ke dalam daftar saham syariah dan tercatat di papan pengembangan.
FAPA melepas melepas 544.411.800 saham atau setara 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp1.000 per saham.
Sementara itu, harga pelaksanaan saham perusahaan perkebunan sawit itu mencapai Rp1.840 per saham sehingga FAP Agri meraih dana segar hingga Rp1 triliun. Adapun, bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT BCA Sekuritas.
Direktur Utama FAP Agri Donny mengatakan bahwa dana hasil IPO tersebut akan digunakan perseroan untuk pembayaran utang bank.
“Namun, sebagai perusahaan yang tercatat di BEI, FAPA akan mendapatkan akses pada sumber pendanaan yang lebih luas dan berpeluang untuk mengembangkan usahanya,” ujar Donny, Senin (4/1/2020).
Baca Juga
Dia juga menuturkan, perseroan akan segera merealisasikan rencana strategis setelah melangsungkan IPO untuk mencetak kinerja operasional dan finansial yang optimal, serta menjaga kepentingan investor.
FAPA menilai bisnis minyak kelapa sawit memiliki potensi yang besar, di antaranya karena permintaan internasional yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia, tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan denganminyak nabati yang lain.
Selain itu, gencarnya kampanye penggunaan biofuel secara nasional dan global diyakini akan mendorong industri sawit semakin berkembang dan menguntungkan.
Untuk diketahui, FAP Agri merupakan perusahaan holding yang melakukan kegiatan perkebunan dan industri kelapa sawit melalui entitas anak. FAP Agri memiliki total penguasaan lahan untuk dikembangkan saat ini lebih dari 110.000 hektare (ha).
Operasional FAP Agri membentang di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Riau, yang mencakup kedalam 10 entitas anak perusahaan, 5 pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas total lebih dari 200 ton per Jam, dan 1 pabrik pengolahan kernel (Kernell Crushing Plant).