Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk. melesat jauh di atas harga saham emiten rokok lainnya pada 2020.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham dengan ticker WIIM itu meroket 224,71 persen sepanjang 2020 menjadi Rp540 per saham pada akhir perdagangan Rabu (30/12/2020).
Sementara itu, saham PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA) hanya mampu naik 3,03 persen secara year-to-year (yoy) menjadi Rp340 per saham.
Di sisi lain, saham pemain utama sektor rokok yaitu PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) tertahan di zona merah.
Saham GGRM terpantau turun 22,64 persen pada tahun lalu menjadi Rp41.000 per saham dan HMSP tak lebih baik tergerus 23,62 persen menjadi Rp1.505 per saham.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya mengatakan penurunan harga saham duo emiten rokok utama indonesia itu disebabkan oleh sentimen kenaikan cukai rokok pada 2020.
Baca Juga
“Kami yakin pilihan konsumen untuk membeli rokok dari brand yang lebih murah akan berlanjut pada 2021 karena cukai rokok yang lebih tinggi akan membuat perusahaan menaikkan harga,” tulis Christine dalam riset yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Jumat (1/1/2021).
Belum lagi, daya beli masyarakat berpendapatan menengah ke bawah juga diperkirakan tetap lemah pada tahun ini. Pasalnya, kenaikan upah minimum sangat minim di beberapa provinsi dan bahkan tidak ada kenaikan upah sama sekali di 28 provinsi Indonesia.
Mengingat tantangan berat masih membayangi sektor rokok, Christine mempertahankan rekomendasi netral untuk saham emiten rokok.
Dari sejumlah saham yang direkomendasikan Mirae Asset Sekuritas, rekomendasi tahan diberikan untuk HMSP dan GGRM dengan target harga masing-masing Rp1.450 per saham dan Rp43.000 per saham.