Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Batu Bara Grup Rajawali Kantongi Kontrak 60 Persen Penjualan 2021

Direktur Utama Golden Eagle Energy Roza Permana Putra mengatakan bahwa pihaknya optimistis kondisi industri semakin baik pada tahun depan sehingga dapat membantu perseroan memperbaiki kinerja.
Seorang pekerja berjalan di atas tumpukan batu bara di Indonesia./Bloomberg-Dadang Tri
Seorang pekerja berjalan di atas tumpukan batu bara di Indonesia./Bloomberg-Dadang Tri

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara milik Grup Rajawali, PT Golden Eagle Energy Tbk., telah mengantongi kontrak sekitar 60 persen dari target penjualan 2021.

Direktur Utama Golden Eagle Energy Roza Permana Putra mengatakan bahwa pihaknya optimistis kondisi industri semakin baik pada tahun depan sehingga dapat membantu perseroan memperbaiki kinerja.

“Kontrak yang sudah berproses sejauh ini sekitar 60 persen, sebagian besar merupakan kontrak untuk tambang di Kalimantan, tetapi ada juga sebagian untuk hasil produksi tambang di Sumatera,” ujar Roza seperti dikutip dari keterbukaan informasi, Jumat (25/12/2020).

Dia menjelaskan bahwa sebagian besar kontrak tahun depan itu masih berasal dari pembeli lama, tetapi dengan peningkatan volume untuk negara di Asia Tenggara.

Adapun, emiten berkode saham SMMT itu menargetkan volume produksi pada 2021 sebesar 2 juta ton, lebih tinggi daripada pencapaian tahun ini dan realisasi 2019 di kisaran 1,73 juta ton.

Pada tahun ini, SMMT memperkirakan hingga akhir tahun realisasi volume produksi hanya dapat mencapai 82 persen dari target 2020 seiring dengan tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.

Hingga September 2020, SMMT telah memproduksi batu bara sebesar 875.000 ton, turun 36 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,36 juta.

Sementara itu, SMMT mencatatkan volume penjualan hingga September 2020 mencapai 869.000 ton, juga turun 38 persen dibandingkan dengan kuartal III/2019 sebesar 1,2 juta ton.

Dari volume penjualan itu, komposisi penjualan domestik SMMT berhasil naik menjadi 51 persen seiring dengan upaya perseroan untuk memperluas penetrasi pasar domestik untuk mendapatkan paduan harga yang lebih optimum.

Roza menjelaskan bahwa pada tahun depan perseroan akan memanfaatkan momentum peningkatan harga dengan mengoptimalkan kapasitas yang ada dan terus mencari alternatif efisiensi untuk mempertahankan keberlanjutan perseroan dalam jangka panjang

“Dalam hal pemasaran, perseroan akan melakukan marketing mix dengan penetrasi ke pasar domestik dan menambah penjualan batubara ke PLTU dalam negeri,” ujar Roza.

Selain perluasan pasar, SMMT juga akan memadukan antara pasar spot dan HBA yang merupakan rata-rata tiga bulanan yang diharapkan dapat mengurangi risiko fluktuasi harga batubara terutama saat terjadi penurunan harga yang tajam.

Adapun, hingga kuartal III/2020 SMMT membukukan penjualan sebesar Rp140 miliar, turun 24 persen dibandingkan dengan kuartal III/2019 sebesar Rp184,55 miliar.

Dari sisi bottom line, SMMT membukukan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp12,91 miliar hingga kuartal III/2020, berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun lalu perseroan membukukan laba Rp28,2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper