Bisnis.com, JAKARTA – Goldman Sachs Group Inc. mengatakan komoditas emas dan Bitcoin dapat berjalan berdampingan dan tidak akan menjatuhkan satu sama lain.
Goldman mengatakan mengatakan mata uang digital terbesar tersebut mungkin mengurangi beberapa permintaan atas emas. Namun, posisi logam mulia dan aset safe haven tersebut masih akan bertahan.
"Kinerja emas yang kurang baik baru-baru ini versus nilai riil dan dolar AS telah membuat beberapa investor khawatir bahwa Bitcoin akan menggantikan emas sebagai pilihan lindung nilai atas inflasi," kata Goldman Sachs, seperti dikutip Bloomberg.
“Meskipun ada beberapa substitusi yang terjadi, kami tidak melihat popularitas Bitcoin yang meningkat sebagai ancaman nyata terhadap status emas sebagai mata uang pilihan terakhir,” lanjut mereka.
Bitcoin telah mengalami reli tajam sepanjang bulan ini. Aset digital ini menyentuh level US$ 23.000 per token pada hari Kamis (17/12/2020) setelah menyentuh level US$20.000 untuk pertama kalinya pada hari Rabu.
Kenaikannya telah memicu perdebatan tentang apakah Bitcoin akan memotong peran emas. JPMorgan Chase & Co. sebelumnya berpendapat bahwa kebangkitan cryptocurrency di pasar keuangan arus utama datang dengan mengorbankan emas batangan.
Baca Juga
Goldman mengatakan institusi dan investor kaya menghindari cryptocurrency karena masalah transparansi, sementara investasi ritel spekulatif menyebabkan Bitcoin bertindak sebagai aset yang terlalu berisiko.
“Kami tidak melihat bukti bahwa reli Bitcoin mamakan pasar bullish emas dan percaya keduanya dapat hidup berdampingan,” ungkap Goldman.