Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,52 persen persen pada sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa (15/12/2020). Kinerja di sesi pertama memutus tren ciamik yang sudah berlangsung sejak pekan lalu.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah ke level 5.981,02 . Indeks dibuka di posisi 6.013,61 atau menguat dibandingkan posisi kemarin. Namun, indeks langsung kehilangan tenaga di awal perdagangan dan tersungkur di zona merah hingga akhir sesi pertama.
Sebanyak 155 saham menguat, saham 297 melemah, dan saham 157stagnan. Berdasarkan sektor, hanya dua sektor menguat dan tujuh sektor lainnya melemah. Sektor properti menyeret indeks ke zona merah dengan koreksi -1,48 persen.
Saham-saham perbankan menjadi biang kerok pelemahan indeks. Saham PT Bank Central Asia Tbk. turun 0,44 persen ke level 33.950. Saham BBCA memberikan bobot signifikan terhadap indeks karena menjadi emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar, yaitu sebesar Rp837 triliun.
Menyusul BBCA adalah dua saham bank pelat merah, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Saham BBRI turun 0,70 persen sedangakan saham BMRI melemah 1,49 persen.
Sementara IHSG terjungkal, sejumlah saham big caps mendulang cuan. Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. naik 3,31 persen ke level 3.430. Saham Telkom menjadi yang paling aktif diperdagangkan berdasarkan nilai transaksi. Total nilai transaksi mencapai Rp1,06 triliun di sesi pertama.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang sebelumnya menyarankan para investor untuk segera mengambil untung atau profit taking di tengah prospek penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang lebih ketat.
Dalam rapat akbar bersama menteri dan gubernur untuk penanganan Covid-19, Menko bidang Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan memberikan sejumlah larangan.
Salah satunya, melarang kerumunan dan perayaan tahun baru di tempat umum yang dimulai pada 18 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021.
“Segera realisasikan cuan alias keuntungan alias unrealized profit yang sudah diperoleh, mengetahui PSBB ketat berpeluang kembali diterapkan,” ujar Edwin seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (15/12/2020)
Edwin merekomendasikan sejumlah saham untuk dicermati, yaitu PGAS, ANTM, ITMG, ISAT, dan ACES.