Bisnis.com, MEDAN- Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sumatra Utara prediksi belum ada perusahaan asal Sumatra Utara yang akan melantai di BEI pada 2021. Hal ini sejalan dengan pandemi Covid-19 yang menyebabkan sosialisasi pasar modal terbatas.
Kepala BEI Perwakilan Sumut Muhammad Pintor Nasution mengatakan pada tahun ini pihaknya melakukan sosialisasi IPO atau initial public offering (IPO) kepada delapan perusahaan hingga November 2020. Sosialisasi dilakukan untuk memberikan pemahaman terkait tata cara maupun benefit bagi perusahaan yang ingin mencari pendanaan lewat IPO.
“Tahun ini kami melakukan sosialisasi one on one hanya di delapan perusahaan hingga November 2020. Dari delapan ini, yang mumpuni jadi perusahaan yang listing, cuma dua,” kata Pintor di Medan, Senin (14/12/2020).
Selain karena keterbatasan sosialisasi, Pintor mengungkapkan terpukulnya perusahaan akibat pandemi Covid-19 juga menjadi alasan kecilnya minat perusahaan melakukan IPO.
BEI Sumut sebelumnya menargetkan sosialisasi pasar modal terhadap 40 perusahaan sepanjang tahun 2020. Realisasi sosialisasi perusahaan tahun ini baru tercapai 20 persen dari target. Padahal, sepanjang tahun 2019, BEI Sumut berhasil melakukan sosialisasi pasar modal kepada 27 perusahaan.
Meskipun begitu, Pintor menyatakan masih ada harapan ada perusahaan melakukan penawaran saham perdana pada tahun 2021 mendatang. Hal ini berdasarkan antusiasme perusahaan mengikuti business meeting BEI.
“Kantor Perwakilan Medan ditargetkan satu kali business meeting, tetapi sampai November sudah tercapai tiga. Melebihi target 300 persen,” kata Pintor.
Harapan ini dikuatkan oleh capaian jumlah IPO saham secara nasional tercatat berada di peringkat tertinggi se-Asia Tenggara sepanjang tahun 2020.
“Jumlah IPO saham di tahun ini 48 perusahaan tercatat baru, yang merupakan angka tertinggi di ASEAN,” ungkap Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi dalam acara virtual Pengembangan Pasar Modal Indonesia, Senin (14/12/2020).
Posisi kedua diikuti Malaysia sebanyak 16 perusahaan dan posisi ketiga diikuti Thailand sebanyak 14 perusahaan yang melakukan IPO.
Menurut Inarno, kepercayaan publik dan calon emiten terhadap pasar modal Indonesia cukup tinggi. Oleh karena itu, dirinya optimis pasar modal dapat membukukan kinerja lebih baik di tahun 2021 mendatang.
Untuk diketahui, tahun ini sudah ada dua perusahaan asal Sumut yang menggelar IPO, yaitu PT Cisadane Sawit Raya Tbk. dan PT Cahaya Bintang Medan Tbk.
Perusahaan tersebut menyusul 7 emiten lainnya yang sudah berstatus sebagai perusahaan publik atau terbuka (Tbk.). Mereka yakni PT Toba Pulp Lestari Tbk. (INRU), PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. (PGLI),PT Bank Mestika Dharma Tbk. (BBMD), PT Ateliers Mecaniques D Indonesie Tbk. (AMIN). Selanjutnya, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK), PT Royal Prima Tbk. (PRIM), dan PT Mahkota Group Tbk. (MGRO).