Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maju-Mundur Investor Asing di Pasar Saham, Akankah Berbalik Net Buy?

Pelaku pasar saham Indonesia siap menyambut kepulangan investor asing setelah vaksin ditemukan dan kondisi politik di Amerika Serikat stabil.
Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas,  Jakarta, Rabu (15/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku pasar saham Indonesia siap menyambut kepulangan investor asing setelah vaksin ditemukan dan kondisi politik di Amerika Serikat stabil.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, investor asing terpantau hanya dua kali mencatatkan aksi beli bersih (net buy) dalam lima tahun terakhir yaitu pada 2016 dan 2019.

Aksi jual atau net sell investor asing paling tinggi terjadi pada 2018 senilai Rp50,74 triliun ketika pecah perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Kala itu, investor menghindari pasar negara berkembang (emerging market) dan ramai masuk ke pasar negara maju yang lebih aman.

Namun, kondisi berbalik pada 2019 ketika kepercayaan diri investor mulai kembali dan melirik emerging market termasuk Indonesia. 

Bahkan, Indonesia membukukan net buy hingga Rp49,19 triliun dengan memasukkan nominql crossing saham dari MUFG Bank Ltd. dalam rangka meningkatkan kepemilikannya di PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 

Apabila mengecualikan transaksi tersebut, tercatat net sell pada tahun lalu sekitar Rp410 miliar atau lebih baik dibandingkan 2018.

Harapan untuk investor asing kembali ke pasar saham Tanah Air pudar ketika pandemi merebak pada 2020. Sejak awal tahun, investor asing membukukan jual bersih Rp46,19 triliun.

Berdasarkan laporan riset terbaru yang dipublikasikan lewat Bloomberg, Head of Indonesia Research & Strategy J.P. Morgan Henry Wibowo mengatakan potensi investor asing untuk kembali ke Indonesia sangat besar.

Pasalnya, suku bunga di negara maju semakin mendekati level nol persen sehingga investor akan mencari imbal hasil yang lebih tinggi di negara berkembang.

“Kami memperkirakan aliran modal asing kembali ke Indonesia secepatnya karena pemulihan ekonomi [pasca pandemi] akan mendorong pertumbuhan,” tulis Henry, seperti dikutip pada Jumat (11/12/2020).

Adapun, pada November untuk pertama kalinya investor asing membukukan beli bersih dalam satu bulan senilai Rp3,44 triliun. Hal itu terjadi setelah Pilpres AS di AS berakhir dan dimenangkan oleh Joe Biden.

Namun, secara month-to-date kembali terjadi jual bersih senilai Rp2,34 triliun ditengarai oleh lonjakan kasus Covid-19 dan penantian stimulus fiskal di Negeri Paman Sam.

Henry menilai aksi jual investor asing di pasar saham Tanah Air juga disebabkan oleh pemulihan ekonomi yang lebih lambat pada masa pandemi dibandingkan negara-negara tetangga.

“Ketika posisi terbalik dan investor asing kembali, kami perkirakan pasar Indonesia akan outperform signifikan dibandingkan negara-negara di tetangga, menjadi negara beta paling tinggi di kawasan,” tulis Henry.

Di sisi lain, ketika investor asing ramai-ramai keluar dari pasar saham Indonesia tetapi performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak jatuh terlalu dalam.

Di kawasan Asia Tenggara, IHSG menempati posisi tiga teratas dengan pelemahan sebesar 5,73 persen secara year-to-date atau di bawah Bursa Vietnam 8,84 persen) dan Bursa Malaysia (6,03 persen).

Dalam sebulan terakhir IHSG terapresiasi 8,79 persen seiring dengan optimisme investor, khususnya lokal, menyambut pemulihan ekonomi pada 2021.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper