Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten tambang PT Indika Energy Tbk. (INDY) ditutup menguat tajam 175 poin alias 9,97 persen pada akhir perdagangan Selasa (8/12/2020) hari ini.
Dalam publikasi riset Selasa (8/12) sore, Ellen May Trade (EMTrade) menilai penguatan tersebut masih berpotensi berlanjut hingga sebelum tahun baru. Penilaian itu terutama didasari analisis teknikal terhadap rekam jejak pola pergerakan INDY.
"INDY menarik secara teknikal karena membentuk pola flag, dan sudah pernah breakout dari pola ini dengan volume transaksi tinggi. Dalam jangka pendek, harga saham berpotensi menguat, menguji resisten 2.250 sekitar pekan ketiga Desember, dan ke [harga] 2.720 sekitar akhir Desember 2020," tulis tim EMTrade dalam salinan riset yang diterima Bisnis.
Kendati demikian, EMTrade tidak menyarankan trader yang belum mengantongi saham INDY untuk mengambil risiko dan membeli saham INDY. Sebab, harga INDY saat ini telah melampaui level support yang disarankan EMTrade, yakni pada kisaran Rp1.820.
Adapun selain faktor analisis teknikal, proyeksi positif EMTrade terhadap saham INDY juga didasari daya tarik emiten tersebut secara fundamental.
Saat ini, INDY merupakan produsen batu bara yang gencar memproduksi produk berkalori rendah. Hal itu dinilai akan jadi daya tawar lebih karena sesuai dengan pasar China yang sedang menaikkan permintaan.
Baca Juga
"INDY menarik karena meningkatnya aktivitas manufaktur di China dengan PMI yang sudah ekspansif selama 7 bulan berturut-turut di atas angka 50. Dan pada November lalu PMI China juga naik lagi dari 53,60 jadi 54,90. Memasuki musim dingin, permintaan batu bara [berkalori rendah] akan meningkat untuk penghangat ruangan," sambung tim EMTrade.
Sentimen lain yang juga berpotensi mengerek posisi INDY adalah penandatanganan perjanjian dengan Pertamina untuk pengembangan proyek gasifikasi bersama Adaro Energy (ADRO).