Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wihh Jumlah Investor Saham Tembus 1,5 Juta Orang

Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, per 19 November 2020 jumlah investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mencapai 1.503.682 akun.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 berdampak banyak pada perubahan pola hidup masyarakat, salah satunya adalah aktivitas memperoleh pendapatan dan investasi.

Pasar Modal menjadi pilihan investasi masyarakat yang terefleksi dari kenaikan jumlah investor saham di sepanjang 2020. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, per 19 November 2020 jumlah investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mencapai 1.503.682 akun.

"Terjadi penambahan sebanyak 417.366 single investor identification (SID) baru atau naik 28 persen sepanjang 2020," papar BEI dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (6/12/2020).

Pasar Modal Indonesia yang telah menerapkan perdagangan saham berbasis daring (online trading) sejak 2010 silam ternyata sejalan dengan penerapan era ‘New Normal’ saat ini.

Ditambah lagi dengan masifnya peran BEI bersama Perusahaan Efek Anggota Bursa dalam melakukan sosialisasi dan edukasi Pasar Modal telah meningkatkan daya tarik masyarakat Indonesia untuk berinvestasi saham.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 19 November 2020, jumlah investor pasar modal yang tercatat mencapai 3,53 juta investor, yang mana 42,6 persen atau 1,50 juta di antaranya merupakan investor saham dan sisanya investor reksa dana dan obligasi.

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan jumlah tersebut melampaui target bursa yang mematok 3 juta investor di tahun ini. Adapun, dengan realisasi tersebut naik sekitar 37 persen dibandingkan 2019 lalu.

Rata-rata investor aktif harian juga terpantau mengalami peningkatan. Per akhir 2019, rata-rata investor aktif harian ada 55.000 per hari, tapi per November 2020 menjadi 84.000 per hari atau naik 53 persen.

Adapun rata-rata investor aktif ritel harian menunjukkan kenaikan yang jauh lebih signifikan, menjadi 151.000 per akhir November 2020, dari 51.000 per Januari 2020 atau melonjak 184 persen.

“Ini cukup bagus. Sangat bagus. Jadi tahun ini adalah kebangkitan dari investor ritel kita,” tutur Inarno dalam paparannya di Media Gathering Pasar Modal 2020, Selasa (1/12/2020)

Bursa juga mencatat nilai transaksi investor ritel juga meningkat pesat, yakni mencakup 44,3 persen terhadap total transaksi sepanjang Januari hingga Oktober 2020, dibandingkan transaksi investor institusi lokal 21,7 persen dan investor institusi asing 34,0 persen.

Begitupun porsi kepemilikan investor ritel di pasar saham terpantau bertambah. Per Oktober 2020, porsi investor ritel sebesar 12,2 persen, sedangkan per akhir 2019 sekitar 10,6 persen.

Inarno menargetkan pertumbuhan investor untuk tahun depan sekitar 22 persen. Namun, melihat realisasi tahun ini serta melihat pola kebiasaan masyarakat pascapandemi, dia tak menutup kemungkinan target itu akan diubah menjadi lebih tinggi.

“Memang mudah-mudahan tahun depan ada revisi, revisi ke atas. Jadi memang dengan adanya pandemi, WFH, mengubah kebiasaan kita, berusaha untuk memiliki dana ke pasar modal, sehingga rasanya target kita akan tercapai dan mungkin harus kita revisi ke atas,” tutur dia.

Sementara itu, seiring dengan lonjakan transaksi yang terjadi di pasar saham Indonesia sepanjang November 2020, Bursa Efek Indonesia memperkirakan peningkatan transaksi bakal terus berlanjut hingga akhir tahun.

Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang November 2020 transaksi broker mencapai Rp552,24 triliun, melonjak 71,31 persen dibandingkan transaksi sepanjang Oktober lalu yang hanya mencapai Rp322,37 triliun

Total transaksi bulan kesebelas tahun ini juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode bulan yang sama tahun-tahun sebelumnya. Tercatat pada November 2019 gross value sebesar Rp310,27 triliun, sedangkan pada November 2018 senilai Rp370,89 triliun.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia Laksono W. Widodo mengatakan lonjakan transaksi pialang saham sepanjang November dipengaruhi oleh optimisme akan kehadiran vaksin Covid-19.

Menurutnya, berita mengenai perkembangan vaksin Covid-19 yang kian positif diapresiasi oleh hampir seluruh pasar dunia sehingga para investor mulai bersemangat kembali ke pasar saham.

“Termasuk di Indonesia yang saat ini di dominasi oleh kebangkitan investor retail yang trading secara online,” ujar Laksono, Rabu (2/12/2020)

Dia juga memproyeksikan tingginya arus transksi masih akan berlanjut hingga akhir tahun. Bahkan, tak menutup kemungkinan di bulan terakhir tahun ini rekor transaksi harian tertinggi bakal kembali pecah.

Tercatat, sepanjang 2020 nilai transaksi harian telah tiga kali mencetak rekor dan dua di antaranya terjadi di bulan November. Berturut-turut, Rp16,3 triliun pada 29 Mei 2020, kemudian Rp16,4 triliun pada 25 November 2020, dan Rp32 triliun pada 30 November 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper