Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akhiri Pekan Pertama Desember 2020, Rupiah Ditutup Menguat

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 35 poin ke posisi Rp14.105. Rupiah mengikuti tren penguatan mata uang asia seiring dengan pelemahan dolar AS
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah berhasil menjaga tren penguatan pada pembukaan perdagangan Jumat (4/12/2020) dan menutup perdagangan pekan pertama Desember 2020 dengan kinerja positif.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 35 poin ke posisi Rp14.105. Rupiah mengikuti tren penguatan mata uang asià seiring dengan pelemahan dolar AS. Indeks dolar AS di sisi lain terpantau turun 0,06 persen ke level 90,656.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim dalam laporannya menyatakan, salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan rupiah adalah kejelasan paket stimulus AS.

Stimulus bipartisan senilai US$908 miliar yang diusulkan tersebut perlahan-lahan mendapatkan momentum di Kongres AS pada hari Kamis. Partai Demokrat dan Republik kini memiliki waktu hingga 11 Desember untuk mencapai konsensus tentang label harga paket dan mencegah penutupan pemerintah.

Sentimen lain yang mempengaruhi rupiah adalah penyataan salah satu perusahaan pengembang vaksin virus corona, Pfizer. Perusahaan tersebut menyebutkan, mereka hanya akan menghasilkan 50 juta dosis BNT162b2, vaksin COVID-19 yang dikembangkan bersama dengan BioNTech, setelah adanya laporan masalah rantai pasokan. Jumlah dosis turun dari target sebelumnya yaitu 100 juta dosis.

Selain itu, lonjakan kasus virus corona di AS turut mempengaruhi penguatan rupiah. Jumlah rawat inap di AS telah mencapai 100.000, dan Gubernur California Gavin Newsom memperingatkan bahwa perintah tinggal di rumah dapat diberlakukan di setiap wilayah negara bagian, kecuali Wilayah Teluk San Francisco, di akhir minggu.

Data yang dirilis AS pada hari Kamis juga menyoroti dampak ekonomi virus corona, dengan 712.000 klaim pengangguran yang diajukan selama seminggu terakhir. Jumlah klaim turun dari perkiraan 775.000 klaim dan minggu sebelumnya 787.000 klaim tetapi tetap tinggi. Data pasar tenaga kerja lebih lanjut, termasuk penggajian manufaktur dan penggajian non-pertanian, akan jatuh tempo di kemudian hari.

Pertambahan kasus positif virus corona di Indonesia dalam beberapa hari terakhir semakin menggila. Jumlah kasus yang terkonfirmasi sempat mencapai 8.369 kasus dalam sehari pada Kamis (3/12), sekaligus menjadi rekor tertinggi selama pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia.

Hal tersebut membuat kalangan pengusaha kian mengkhawatirkan dampak yang timbul akan semakin besar, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Mereka mempersiapkan pada skenario terburuk.

Pertambahan kasus positif  terus rekor ini belum bakal selesai dalam waktu dekat. Apalagi banyak terjadi kerumunan dalam beberapa waktu terakhir, juga termasuk potensi penyebaran virus di momen yang memang direncanakan pemerintah, yakni pemilihan kepala daerah (Pilkada).

Sementara itu, untuk perdagangan pekan depan, Ibrahim memperkirakan rupiah akan dibuka menguat 10 hingga 50 poin di level Rp14.070 hingga Rp14.120.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper