Bisnis.com, JAKARTA - Laju saham PT Bank Jago Tbk. melesat pada perdagangan kemarin, Kamis (3/12/2020). Di pasar negosiasi, tercatat ada transaksi 1,2 miliar lembar saham senilai Rp2,3 triliun.
Berdasarkan data Bloomberg, saham Bank Jago ditutup menguat 13,40 persen di level 3.330. Saham berkode ARTO dibuka di level 2.920 atau naik 10 poin dibandingkan dengan posisi penutupan Rabu (2/12/2020).
Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 2.900 hingga 3.500. Posisi penutupan harga kemarin merupakan level harga tertinggi Bank Jago.
Yang menarik, di pasar reguler transaksi saham Bank Jago terbilang kecil, hanya 1,9 juta lembar dengan nilai transaksi Rp6 miliar. Tapi, di pasar negosiasi, transaksi mencapai 1,2 miliar lembar dengan nilai Rp2,3 triliun.
Transaksi sebanyak 1,2 miliar lembar setara 11 persen dari total saham Bank Jago sebanyak 10,85 miliar lembar. Per 27 Oktober 2020, PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia dan Wealth Track Technology Ltd menjadi pengendali Bank Jago, masing-masing memiliki porsi 37,65 persen dan 13,35 persen.
Untuk diketahui, pasar negosiasi adalah perdagangan antarpemegang saham yang dilakukan secara individu. Namun, proses jual beli tetap melalui perusahaan sekuritas.
Baca Juga
Nah, dari data yang dihimpun Bisnis, broker yang menjadi top buyers dalam transaksi saham Bank Jago kemarin adalah Trimegah Sekuritas (kode broker LG).Adapun yang menjadi pihak top sellers adalah Erdhika Elit Sekuritas (kode broker AO).
Di sisi lain, transaksi saham Bank Jago dalam jumlah jumbo ini terjadi menjelang rights issue bulan depan. Manajemen Bank Jago sudah menyampaikan prospektus yang mana perseroan bakal menerbitkan sebanyak-banyaknya 3 miliar saham baru.
Bank Jago dijadwalkan akan memperoleh pernyataan efektif pendaftaran HMETD dari OJK pada 12 Januari 2021.Selanjutnya pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia dijadwalkan pada 26 Januari 2021. Rasio dan harga pelaksanaan HMETD belum ditetapkan. Aksi rights issue ini akan memberikan efek dilusi sebesar 21,65 persen.
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil penyertaan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) kedua ini akan dipergunakan untuk memperkuat struktur permodalan untuk memenuhi modal minimum perseroan.
Sebelumnya, pada April 2020 lalu, Bank Jago sudah menuntaskan PMHETD pertama dengan raihan dana Rp1,34 triliun. Bank yang dahulu bernama Bank Artos itu giat menambah modal untuk memenuhi ketentuan modal minimum sebesar Rp3 triliun.
Pada April 2020, proses rights issue rampung dan Bank Artos mendapat dana segar Rp1,34 triliun dari aksi korporasi tersebut.Modal inti Bank Jago per September 2020 mencapai Rp1,05 triliun dan ekuitas sebanyak Rp1,2 triliun.
Manajemen Bank Jago sebelumnya menyatakan mengincar tambahan modal untuk memenuhi aturan modal minimum bank sebesar Rp 3 triliun. Dengan demikian, Bank Jago membutuhkan tambahan dana Rp2 triliun untuk memenuhi modal inti menjadi Rp3 triliun