Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Jago Tbk. melesat 15 persen menjelang penutupan sesi pertama hari ini, Kamis (3/12/2020). Saham milik Jerry Ng dan Patrick Walujo ini secara historis selalu naik menjelang pelaksanaan rights issue.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pulul 10.57 WIb, saham Bank Jago naik 440 poin atau 15,12 persen ke posisi 3.350. Saham berkode ARTO ini dibuka di level 2.920 atau naik 10 poin dibandingkan dengan penutupan kemarin.
Saham Bank Jago ditransaksikan sebanyak 1,31 miliar lembar dengan nilai transaksi Rp41,7 miliar. Dalam enam bulan terakhir, saham Bank Jago sudah naik 273 persen.
Untuk diketahui, Bank Jago merupakan nama baru dari Bank Artos. Sejak IPO pada 2016 harga saham ARTO melaju datar tanpa gejolak. Harga saham mulai beringsut di awal Agustus 2019 hingga bursa dibuat kaget saat terjadi lonjakan 25 persen dan ARTO ditutup di level 384.
Belakangan diketahui, saham bank in diakuisisi oleh bankir senior Jerry Ng dan Patrick S. Walujo. Lewat akuisisi dan rights issue, Jerry Ng dan Patrick Walujo menggenggam 51 persen saham Bank Artos.
Kepemilikan Jerry melalui Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) sedangkan Patrick Walujo masuk dengan Wealth Track Technology Limited. Porsi saham masing-masing sebesar 37,65 persen dan 13,35 persen.
Baca Juga
Pada April 2020, proses rights issue rampung dan Bank Artos mendapat dana segar Rp1,34 triliun dari aksi korporasi tersebut. Menjelang rights issue, harga saham ARTO naik gila-gilaan, melesat dua kali lipat.
Bank Jago juga berencana menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) pada awal 2021. Berdasarkan prospektus ringkas yang disampaikan kepada BEI, Bank Jago akan menawarkan sebanyak-banyaknya 3 miliar saham. Perseroan dijadwalkan akan memperoleh pernyataan efektif pendaftaran HMETD dari OJK pada 12 Januari 2021.
Selanjutnya pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia dijadwalkan pada 26 Januari 2021. Adapun, rasio dan harga pelaksanaan HMETD belum ditetapkan. Aksi rights issue ini akan memberikan efek dilusi sebesar 21,65 persen.
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD II setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan dipergunakan untuk memperkuat struktur permodalan untuk memenuhi modal minimum perseroan.
Modal inti Bank Jago per September 2020 mencapai Rp1,05 trilun dan ekuitas sebanyak Rp1,2 triliun. Manajemen Bank Jago sebelumnya menyatakan mengincar tamabahan modal untuk memenuhi aturan modal minimum bank sebesar Rp 3 triliun. Dengan demikian, Bank Jago membutuhkan tambahan dana Rp2 triliun untuk memenuhi modal inti menjadi Rp3 triliun.