Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manuver Balik Emtek dan Gurita Bisnis Sariaatmadja

Konglomerat Sariaatmadja memperdalam ekspansi di sektor kesehatan dengan mencaplok saham pengelola rumah sakit Omni Hospitals. Manuver ini seolah menjadi plot twist karena berkebalikan dengan rencana awal Omni Hospitals yang berniat mengakuisisi saham anak usaha Emtek.
Logo PT Elang Mahkota Teknologi Tbk dan sejumlah portofolio usahanya./emtek
Logo PT Elang Mahkota Teknologi Tbk dan sejumlah portofolio usahanya./emtek

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah gonjang-ganjing pasar saham yang berujung happy ending dalam sebulan terakhir, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. melakukan manuver senyap guna memperluas portofolio bisnis kesehatan. Gurita bisnis konglomerat Sariaatmadja di bisnis kesehatan pun bertambah banyak.

Cerita memang bermula saat pengelola rumah sakit Omni Hospitals, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. alias SAME mengumumkan bakal menggelar rights issue pada 19 Oktober 2020. Tambahan modal dibutuhkan untuk mencaplok 99,99 persen saham anak usaha Emtek PT Elang Medika Corpora (EMC)senilai Rp1,25 triliun.

Aksi korporasi itu perlu mendapat restu pemegang saham sehingga perseroan berniat menggelar rapat pada 24 November 2020. Dua hari sebelum rapat umum pemegang saham luar biasa digelar, Omni Hospitals mengumumkan belum ada pihak manapun yang akan menjadi pembeli siaga atau standby buyer.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada 22 November 2020, manajemen Omni Hospitals menyebut belum ada indikasi apakah pemegang saham utama perseroan, yaitu PT Omni Health Care (PT OHC) akan melaksanakan haknya dalam rangka penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu.

RUPSLB yang semula digelar pada 24 November 2020 pun diundur menjadi hari ini, Selasa 1 Desember 2020. Rapat ditunda karena Omni Hospitals  masih mendapat tambahan permintaan penjelasan sehubungan dengan rencana rights issue.

Terlepas dari rencana akuisisi, Omni Hospitals hingga 2019  masih menderita kerugian sebesar Rp114,38 miliar. Kinerja tersebut berbalik dari pencapaian pada 2017-2018 yang masih mencetak laba masing-masing Rp58,88 miliar dan Rp72,01 miliar.

Pada tahun ini, SAME juga berpotensi masih merugi. Pasalnya hingga September 2020 kondisi bottom line perseroan masih merah. SAME kerugian dalam sembilan bulan 2020 mencapai Rp457,66 miliar.

Ndilalah, niat mencaplok saham EMC malah berbalik diambil alih oleh Emtek. Pada 30 November 2020, Emtek mengakuisisi 71,88 persen saham SAME senilai Rp581 miliar atau Rp137 per saham.

Harga tersebut lebih rendah dibandingkan dengan harga rata-rata saham SAME dalam kurun waktu 90 hari perdagangan terakhir. Bisnis mencatat, harga rata-rata saham SAME dalam periode 1 September 2020 hingga 30 November 2020 mencapai Rp143,19.

Pada perdagangan hari ini, saham Emtek ditutup menguat 1,8 persen ke level 8.475. Sementara itu, saham SAME melonjak 4,17 persen ke level 200. Sejak pengumuman pengambilalihan saham EMC pada 19 Oktober 2020, saham SAME sudah naik 62 persen.

Akuisisi saham SAME sekaligus menambah portofolio Emtek di bidang kesehatan. Emiten bersandi saham EMTK itu memulai ekspansi rumah sakit pada 2013, di bawah bendera PT Elang Medika Corpora. (EMC).  Pada 2013, EMC mengakuisisi Usada Insani Hospital di Tangerang. Setahun berselang, EMC juga mencaplok RS Pertamedika Sentul.

portofolio bisnis emtek
portofolio bisnis emtek

Sumber : Annual Report Emtek 2019

Untuk diketahui, pengendali Emtek adalah Eddy Kusnadi Sariaatmadja dengan porsi saham 24,9 persen. Menurut majalah Forbes, Eddy Sariaatmadja adalah orang terkaya di Indonesia no 41 pada 2019. Kekayaan  Eddy Sariaatmadja ditaksir mencapai US$1,3 miliar per 1 Desember 2020.

Ekspansi di jasa kesehatan akan membuat portofolio Emtek semakin semarak. Di lini penyiaran, Emtek mengendalikan tiga stasiun televisi, yaitu Indosiar, SCTV, dan O-Channel. Bisnis penyiaran ini dioperasikan anak usaha PT Surya Citra Media Tbk.

Emtek juga punya lini bisnis konten lewat enam entitas, mulai dari production house hingga agregator konten. Tidak ketinggalan adalah bisnis digital yang dijalankan lewat lima anak usaha. 

Jangan lupa juga, Emtek turut menebar dana di Bukalapak sejak 2014. Di samping itu, Emtek juga berkolaborasi dengan Ant Financial untuk mengembangkan dompet digital di bawah payung PT Espay Debit Indonesia Koe.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper